
Sukoharjonews.com – Mata silinder atau astigmatisme merupakan gangguan refraksi mata karena lengkungan permukaan kornea tidak sempurna. Gangguan ini bisa dialami oleh siapa saja, baik anak-anak maupun orang dewasa.
Dilansir dari Ai-Care, Senin (31/3/2025), mata silinder adalah salah satu gangguan refraksi mata, dimana cahaya masuk ke dalam mata tidak dapat difokuskan dengan jelas. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya bentuk kornea tidak normal,ciri-ciri mata silinder pada anak Untuk penjelasan lengkapnya, simak berikut ini.
Penderita astigmatisme memiliki bentuk mata melengkung menyerupai bagian belakang sendok. Saat cahaya masuk ke mata, cahaya dibiaskan tidak merata, lebih banyak ke satu arah ketimbang yang lain. Karena cahaya tidak bisa fokus dengan tepat pada jarak berapa pun, pandangan akan terlihat buram dan bergelombang.
Seseorang bisa mengalami astigmatisme pada salah satu mata atau keduanya. Selain itu, kelengkungan mata dapat berubah sehingga astigmatisme dapat bertambah atau berkurang seiring berjalannya waktu.
Ciri-Ciri Mata Silinder pada Anak dan Orang Dewasa
Telah disinggung di atas, ciri-ciri mata silinder pada anak dan orang dewasa berbeda. Gejala maata silinder pada anak berupa kesulitan untuk fokus membaca tulisan pada sebuah buku. Anak-anak yang menderita astigmatisme juga bisa merasakan sakit kepala, ketegangan pada mata, dan kelelahan.
Penderita mata silinder, baik anak maupun orang dewasa sering tidak menyadari bahwa mereka mengalami astigmatisme. Sehingga tak sedikit penderita yang membiarkannya dalam jangka waktu yang lama. Oleh sebab itu, agar terhindar dari mata silinder, usahakan untuk segera melakukan pemeriksaan mata ketika merasakan gejala.
Penyebab Mata Silinder
Penyakit mata silinder seringkali diturunkan dari orang tua. Selain itu, mata silinder juga bisa disebabkan oleh penyakit mata seperti keratoconus (kornea mata menipis dan lama-lama menonjol keluar, seperti bentuk kerucut), cedera pada mata atau dampak setelah mengalami operasi mata.
Risiko mata silinder dapat meningkat karena berbagai faktor berikut:
-danya jaringan parut pada kornea mata (degenerasi kornea) atau penipisan kornea mata.
-engalami rabun dekat (hipermetropia).
-engalami rabun jauh (myopia).
-danya riwayat operasi mata seperti operasi katarak (patrisia argi)
Facebook Comments