Isu Penyakit Difteri Menghantam Penjualan Terompet

Salah satu pedagang terompet di Jalan Jenderal Sudirman Sukoharjo terlihat masih bertahan menjajakan dagangannya, Selasa (2/1). Tahun ini penjualan terompet lesu karena diterpa isu penyebaran penyakit Difteri.

Sukoharjonews.com (Sukoharjo) – Perayaan Tahun Baru 2018 kali ini ternyata membuat pedagang terompet merugi. Pasalnya, masyarakat enggan membeli terompet karena beredar isu peyebaran penyakit Difteri melalui terompet. Kondisi tersebut membuat terompet yang dijajakan di pinggir jalan sepi pembeli.



Tidak lakunya terompet tahun baru terlihat hingga, Selasa (2/1) dimana masih banyak pedagang terompet yang menjajakan dagangannya. Bahkan, dagangan terompet terlihat masih banyak. Isu penyeberan penyakit Difteri sendiri beredar melalui pesan berantai di media sosial “Whatapps” (WA).

Pesan yang beredar melalui Grup WA tersebut berisi imbauan untuk tidak membeli terompet. Pesan tersebut mengatakan penularan Difteri bisa melalui percikan ludah. Maka, para orang tua diimbau untuk tidak membelikan terompet untuk anaknya disembarang tempat.

Ternyata, isu penyebaran Difteri tersebut berpengaruh pada penjualan trompet di Sukoharjo. Seperti yang dikatakan Eko, penjual terompet asal Bulukerto, Wonogiri yang mengaku tahun ini penjualan terompet mengalami penurunan. Eko sendiri mengaku tidak mengetahui penyebab lesunya penjualan terompetnya. ”Teman-teman lain yang juga jualan terompet juga sama-sama loyo penjualannya,” ujarnya.

Eko mengaku terompet dagangannya masih banyak meski perayaan Tahun Baru sudah berlalu. Soal pengaruh isu Difteri tersebut, Eko mengaku tidak mengetahuinya. Yang jelas, penjualan terompet tahun ini lesu. Padahal, untuk memproduksi terompet tersebut dirinya mengeluarkan modal tidak sedikit sekitar Rp2 juta.

Menurutnya, terompet yang dijualnya ada yang membuat sendiri dan ada yang membeli. Untuk itu dirinya masih berusaha menjual terompet miliknya. Dia berharap isu tersebut tidak ditelan mentah-mentah karena sangat merugikan pedagang. “Yang jelas merugi kalau dagagan masih banyak,” ujarnya.

Hal senada diungkapkan pedagang terompet yang lain, Budi yang mengaku penjualan terompet tahun ini turun drastis. Namun, Budi mengaku tidak tahu penyebab turunnya penjualan terompet. Disingggung soal isu penyakit Difteri tersebut, Budi mengaku juga tidak mengetahuinya.

Budi mengaku masih akan berjualan terompet beberapa hari ke depan. Setelah itu, terompet akan dia bawa pulang ke Wonogiri. “Tidak tahu kenapa tahun ini penjuaan terompet lesu. Padahal, saat perayaan Tahun Baru lalu cuaca cerfah dan tidak hujan,” pungkasnya. (erlano putra)



How useful was this post?

Click on a star to rate it!

Average rating 0 / 5. Vote count: 0

No votes so far! Be the first to rate this post.

Facebook Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *