Sukoharjonews.com (Jakarta) – Masalah distribusi minyak goreng menjadi perhatian Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri). Dalam upaya pebgawasan, Polri membentuk satgas gabungan untuk melakukan pengawasan serta pemantauan pendistribusian serta penjualan minyak goreng. Bahkan, Polri menggandeng Kementerian Perindustrian(Kemenperin), Kementerian Perdagangan (Kemendag), hingga Bhabinkamtibmas.
“Polri akan terus melakukan pengawasan dan pemantauan dengan membentuk satgas gabungan bersama Kementerian Perindustrian dan Perdagangan mulai tingkat pusat sampai tingkat daerah,” kata Karo Penmas Divhumas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan dalam keterangannya, dikutip dari laman Humas Polri, Sabtu (14/5/2022).
“Hingga Bhabinkamtibmas untuk melakukan pengecekan dan pengawasan pendistribusian serta penjualan. Khususnya melakukan pemantauan di pihak produsen, distributor tingkat satu sampai dengan tingkat empat serta pengecer selama 24 jam,” sambungnya.
Lebih lanjut, Ahmad menyebut Polri juga akan menindak tegas kepada seluruh pihak yang melanggar kebijakan ekspor minyak goreng yang telah ditetapkan pemerintah.
“Dan akan melakukan penindakan tegas kepada seluruh pihak yang terindikasi mencoba melakukan pelanggaran kebijakan ekspor minyak. Hal ini dilakukan memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia,” katanya.
Sebelumnya, pemerintah menetapkan larangan ekspor sawit dan minyak goreng. Hal itu disampaikan langsung oleh Presiden Jokowi dalam konferensi pers secara virtual, usai memimpin rapat pemenuhan kebutuhan pokok rakyat di Istana.
“Pemerintah melarang ekspor bahan baku minyak goreng dan minyak goreng mulai Kamis 28 April 2022 sampai batas waktu yang ditentukan kemudian,” kata Jokowi, dikutip dari YouTube resmi Sekretariat Presiden. (nano)
Facebook Comments