Ini Dia Data Banjir di Sukoharjo

Warga Desa Kadokan, Kecamatan Grogol harus menerobos banjir untuk bisa mengantarkan anaknya pergi ke sekolah, Rabu (29/11).

Sukoharjonews.com – Hujan deras yang turun pada Selasa (28/11) kemarin ternyata membuat sedikitnya 21 desa/kelurahan di lima kecamatan dilanda banjir. Bahkan, hingga Rabu (29/11) sore ini banjir belum surut di beberapa wilayah. Dari 21-an desa/kelurahan yang dilanda banjir tersebut berdampak pada ribuan Kepala Keluarga (KK).

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo Suprapto, Rabu (29/11), menjelaskan, banjir melanda lima kecamatan di Sukoharjo. Masing-masing Kecamatan Weru, Sukoharjo, Polokarto, Mojolaban, dan Grogol. Di tiap-tiap kecamatan terdapat beberapa desa yang terkena banjir.

“Desa yang dilanda banjir rata-rata merupakan desa yang selama ini menjadi langganan banjir,” ujar Suprapto.

Dari lima kecamatan tersebut, desa terdampak banjir terbanyak ada di Kecamatan Weru. Ada sembilan desa yang terkena banjir. Masing-masing Desa Karangwuni, Karangtengah, Karakan, Tawang, Tegalsari, Weru, Grogol, Jatingarang dan Ngreco. Banjir tersebut disebabkan ada empat titik tanggul jebol di Desa Jatingarang dan Karangwuni.



Selain Weru, banjir juga melanda Kelurahan Sukoharjo, Bulakrejo, dan Sonorejo, Kecamatan Sukoharjo. Untuk Kecamatan Polokarto terjadi di Desa Pranan, Kecamatan Mojolaban di Desa Tegalmade, Laban, dan Gadingan. Sedangkan untuk Kecamatan Grogol, banjir terjadi di Desa Kadokan, Madegondo, dan Langenharjo.

Warga Dukuh Ngemplak, Desa Gadingan, Mojolaban harus mengungsi ke tanggul sungai karena rumahnya kebanjiran, Rabu (22/11)

Dikatakan Suprapto, banjir terparah selama ini memang terjadi di Dukuh Nusupan, Desa Kadokan, Grogol dan juga Dukuh Kesongo, Desa Tegalmade, Mojolaban. Dua pedukuhan tersebut selama ini memang berada di bantaran Sungai Bengawan Solo. Sehingga, ketika sungai tersebut meluap, otomatis dua pedukuhan tersebut juga langsung tergenang.

Sedangkan Camat Weru Samino mengatakan, banjir yang melanda Weru pada Selasa (28/11) menggenangi warga di sejumlah desa. Bahkan, warga yang terdampak banjir di Kecamatan Weru mencapai 1.079 Kepala Keluarga (KK). Banjir yang terjadi juga menyebabkan empat titik tanggul jebol di Desa Jatingarang dan Karangwuni. “Talud longsor di Gaden, Jatingarang dan tanggul jebol di Ngampas serta Tambakan, Karangwuni. Di Jatingarang ada satu tanggul juga jebol,” paparnya.

Sedangkan Camat Mojolaban Iwan Setiyono mengatakan, banjir yang melanda rumah warga akibat Sungai Bengawan Solo yang meluap. Untuk Dukuh Kesongo terdapat sekitar 35 KK yang sempat mengungsi. Iwan mengaku langsung berkoordinasi untuk memberikan bantuan logistik pada pengungsi korban banjir.

Terpisah, Kabid Operasional SAR Sukoharjo Mukhlis mengatakan, banjir yang terjadi di Sukoharjo sebagian besar baru terjadi pada Selasa (28/11) malam hingga pagi tadi. Hal itu terjadi karena banjir terlebih dahulu terjadi di daerah selatan. Kiriman air dari wilayah selatan itulah yang memicu banjir di wilayah utara.

Menurutnya, ketika Sungai Bengawan Solo sudah penuh dan meluap, aliran air dari sejumlah anak sungai otomatis terhenti. Kondisi tersebut membuat anak sungai ikut meluap sehingga masuk ke permukiman warga. Menurutnya, untuk desa yang menjadi korban banjir sudah dikoordinasikan dengan kecamatan dan juga BPBD. Sementara itu, sirine peringatan banjir di Jembatan Bacem, Grogol masih terus berbunyi level tertinggi bahaya banjir. (erlano putra)

How useful was this post?

Click on a star to rate it!

Average rating 0 / 5. Vote count: 0

No votes so far! Be the first to rate this post.

Facebook Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *