Sukoharjonews.com – Musik adalah salah satu mood booster buat saya. Sebagai pegiat literasi, yang mengawali ‘karir’ kepenulisan dengan menulis cerita-cerita fiksi, saya memang ketergantungan pada musik untuk membangkitkan ide. Tak hanya musik, tapi juga film, buku bacaan, dan apa saja yang bisa ditangkap oleh indera.
Dilansir dari Steemit, Kamis (14/11/2024), untuk memaksimalkan watak, karakter, atau emosi tokoh-tokoh karangan, tak jarang lagu-lagu atau tontonan sangat membantu. Misalnya, saat seseorang sedang happy gembira ria, sulit sekali memunculkan tokoh dengan adegan sedih atau satir. Akhirnya saya putarlah lagu-lagu sedih untuk memancing ide. Begitu juga ketika ingin menampilkan detail dari suatu setting tempat, tak jarang saya melihat-lihat gambar atau potongan film.
menonton bukan sekadar memanjakan mata, tetapi kesempatan mempelajari detail suatu karakter. Orang yang marah misalnya, pasti berbeda bahasa tubuhnya dengan orang yang sedang gembira. Orang yang kehilangan, juga sudah tentu berbeda mimik wajahnya dengan orang yang baru saja mendapat hadiah. Detail-detail itulah yang saya suka amati. Sehingga ketika menulis, saya seperti mereka ulang dari apa yang saya lihat di film.
Untuk mempelajari karakter,cobalah melihat seseorang yang suka membaca buku-buku yang berkaitan dengan psikologi. Sehingga hanya dari senyumnya saja, atau dari intonasi bicaranya saja, kita jadi tahu seperti apa reaksi seseorang. Tetapi yang paling penting dari semua itu adalah, mengenal diri sendiri, sehingga sikap kita bisa ‘dikamuflase’ jika memang diperlukan untuk kondisi tertentu.(patrisia argi)
Facebook Comments