
Sukoharjonews.com – Bagi sebagian pasangan yang telah menikah, kehadiran anak adalah hal yang begitu dinanti-nantikan. Bahkan, ada kepercayaan di masyarakat Indonesia yang begitu terkenal sejak jaman dahulu, yaitu “banyak anak, banyak rezeki”. Juga kepercayaan bahwa punya anak akan membahagiakan semua orang. Namun, tak semua pasangan ingin memiliki banyak anak, ada yang hanya ingin memiliki satu anak saja.
Dilansir dari Beautynesia, Selasa (31/1/2023, setiap orang dan pasangan berhak memutuskan yang terbaik untuk mereka, asal keputusannya dipikirkan matang-matang, dipertimbangkan dari semua aspek, dan tidak menyusahkan orang lain, termasuk soal keputusan berapa jumlah anak yang ingin dimiliki. Namun, terkadang, keputusan untuk memiliki anak satu masih menuai perdebatan di kalangan masyarakat.
Lantas, sebenarnya apa, sih, alasan sebagian pasangan hanya ingin memiliki satu anak? Berikut beberapa alasannya, berdasarkan pendapat seorang pasangan.
Penduduk Indonesia dan Dunia Sudah Terlalu Banyak
Mungkin saat mendengar alasan ini, sebagian orang akan mengatakan, “terserah saja, apa hubungannya denganku?”. Namun, kita hidup di tanah yang sama, berbagi bahan makanan dan oksigen yang sama, juga pertempuran memperebutkan lahan pekerjaan, jatah bangku sekolah, dan peluang-peluang lain yang sama atau setidaknya saling terkait. Jadi sudah tentu saling berhubungan erat.
Di bidang kesehatan contohnya, apa akibatnya kalau penduduk terlalu banyak? Antre di klinik atau rumah sakit jadi lebih lama, atau di masa pandemi yang sempat terjadi ketersediaan fasilitas kesehatan termasuk tempat tidur rumah sakit terisi penuh. Karena apa? Karena jumlah penduduk terlalu banyak dan tidak sebanding dengan fasilitas kesehatan serta tenaga kesehatan yang tersedia.
Isu Perubahan Iklim
Selain itu, isu perubahan iklim dan semakin rusaknya bumi juga menjadi perhatian serta pertimbangan sebagian pasangan. Semakin banyak penduduk dunia, tentunya akan semakin membutuhkan banyak resource mulai dari sandang, pangan, papan. Pertambahan penduduk juga diindikasikan dapat meningkatkan jumlah kebutuhan energi, di mana sumber energi dari bahan bakar fosil (minyak bumi, batu bara, dan gas alam) memicu terjadinya emisi gas rumah kaca penyebab pemanasan global sekaligus perubahan iklim.
Masalah Finansial
Harga semakin melambung tinggi, mulai dari bahan pangan, kesehatan, kebutuhan sehari-hari lain hingga pendidikan yang sangat terasa. Ini adalah fakta yang tak bisa dipungkiri.
Bagi sebagian pasangan, dana sekolah, kesehatan dan biaya-biaya lain yang tidak sedikit membuat mereka memutuskan bahwa pada saat ini jalan terbaik adalah fokus pada anak yang sudah dimiliki agar anak memiliki peluang lebih baik dalam mendapatkan pendidikan, akses kesehatan, serta kehidupan yang layak dan sesuai untuknya. (patrisia argi/mg)
Facebook Comments