Baru Terealisasi di 70 Desa, DLH Sukoharjo Targetkan Semua Desa Ada Proklim

Ilustrasi.

Sukoharjonews.com – Pembentukan Program Kampung Iklim (Proklim) oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sukoharjo dipercepat. Dari 167 desa/kelurahan yang ada, saat ini Proklim baru terealisasi di 70 desa. DLH menargetkan Proklim dapat dibentuk di semua desa/kelurahan di Kabupaten Sukoharjo.

“Proklim menjadi salah satu program penting yang dijalankan Pemkab Sukoharjo dalam upaya membantu menjaga iklim. Kami terus mendorong dan memberikan pendampingan kepada pemerintah desa dan kelurahan untuk segera membentuk Proklim di wilayahnya masing-masing,” ujar Kepala DLH Sukoharjo, Agus Suprapto, Minggu (4/2/2024).

Menurutnya, proklim sangat penting karena melibatkan masyarakat secara langsung dalam menjaga iklim. DLH Sukoharjo hingga akhir tahun 2023 lalu mencatat ada 70 Proklim. Jumlah tersebut mengalami peningkatan sekitar 10 Proklim dibanding tahun 2022 lalu.

DLH Sukoharjo terus mendorong pembentukan Proklim di setiap desa/kelurahan. “Target kami satu desa satu Proklim. Diharapkan target tersebut bisa segera terwujud. Setiap tahun akan dilakukan penambahan sekitar 10 Proklim,” jelasnya.

Agus mengaku sudah ada gambaran dimana tujuh sampai sepuluh Proklim yang akan dibentuk di tahun 2024 inidan sedang dilakukan rintisan.

Sesuai dengan PermenLHK Nomor P.84/Menlhk-Setjen/Kum.1/11/ 2016 tentang Program Kampung Iklim, lanjutnya, yang dimaksud Proklim merupakan bentuk aksi nyata untuk mewujudkan ketahanan iklim dan gaya hidup rendah emisi GRK melalui pelaksanaan aksi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim juga pelibatan masyarakat ditingkat tapak.

Kegiatan adaptasi tersebut antara lain pengendalian kekeringan, banjir dan tanah longsor, meningkatkan ketahanan pangan dan pengendalian penyakit terkait iklim. Kegiatan mitigasi antara lain pengelolaan sampah, limbah padat dan cair, penggunaan EBT, konservasi dan penghematan energi, budidaya pertanian rendah emisi GRK, tutupan vegetasi, mencegah kebakaran hutan dan lahan.

“Selain kegiatan adaptasi dan mitigasi juga diperlukan upaya kelembagaan masyarakat dan dukungan keberlanjutan untuk eksistensi kegiatan proklim,” ujar Agus. (nano)

Nano Sumarno:
Tinggalkan Komentar