Sukoharjonews.com – Menjadi sukses bukan hanya sekadar impian, namun saat ini kesuksesan sudah menjadi tuntutan bagi setiap orang. Meskipun ada banyak hal positif yang didapat dari impian atau tuntutan ini, ada banyak ‘kerugian’ yang mengikuti di belakangnya. Pada akhirnya, ini mendorong orang untuk bekerja tanpa lelah untuk pengakuan yang lebih besar.
Dilansir dari BBC, Sabtu (20/5/2023),impian atau tuntutan ini akhirnya memunculkan sebuah perasaan tidak berdaya. Jika kamu sedang berada di fase ini, kamu bisa mempelajari salah satu teknik Jepang yang disebut wabi sabi, berikut 5 hal yang perlu kamu ketahui tentang teknik wabi sabi.
Sejarah Wabi Sabi
Teknik ini pertama kali muncul sebagai sebuah konsep dalam Taoisme, filosofi Tiongkok yang didirikan oleh Lao Tzu. Dalam teks dasar Taoisme, Lao Tzu menekankan pentingnya menerima banyak kekurangan dalam hidup. Lao Tzu percaya bahwa banyak hal yang kita coba perbaiki atau tingkatkan sebenarnya sudah utuh dan bagus.
Menurut Stanford’s Encyclopedia of Philosophy, Jepang mulai mengadopsi ide-ide minimalis ini pada tahun 1400-an. Setelah perang nasional menghancurkan aristokrasi mereka, orang tidak lagi tertarik pada barang-barang mewah dan berornamen yang sebelumnya dipamerkan oleh kelas atas. Sebaliknya, mereka mulai beralih ke apresiasi Taoisme yang sederhana. Hal ini pun membuat wabi sabi semakin populer.
Arti Wabi Sabi
Dalam bukunya yang berjudul Wabi Sabi Simple, Richard Powell berkomentar bahwa wabi sabi memelihara semua yang otentik dengan mengakui tiga realitas sederhana, yakni tidak ada yang bertahan, tidak ada yang selesai, dan tidak ada yang sempurna. Filosofi ini menemukan pentingnya dalam setiap langkah perjalanan seseorang atau sesuatu.
Perfeksionisme vs Wabi Sabi
Media sering membuat kita percaya bahwa kelebihan adalah tujuan dan kekurangan adalah musuh. Hal ini tentunya berbeda dengan filosofi dari teknik wabi sabi.
Ketika kita bersikeras bahwa kita harus selalu berusaha lebih, kita menciptakan harapan yang sangat tinggi untuk diri kita sendiri, yang mengarah ke perfeksionisme. Studi terbaru telah membuktikan bahwa banyak orang saat ini bergumul dengan masalah perfeksionisme.
Dilansir dari Psychological Bulletin, selama beberapa dekade terakhir telah terjadi peningkatan perfeksionisme sebesar 10 persen di kalangan anak muda Amerika Serikat. Sedangkan dalam filosofi teknik wabi sabi, hidup ini penuh dengan ketidaksempurnaan. Yang perlu diketahui adalah bahwa kesempurnaan merupakan hal yang mustahil dan apabila dipaksa untuk meraihnya, hanya akan menimbulkan kekecewaan dan kecemasan.
Cara Wabi Sabi Menyembuhkan Perfeksionisme
Alih-alih menolak kesalahan dan kekurangan, wabi sabi justru merangkul dan bahkan merayakan ketidaksempurnaan. Tanehisa Otabe, seorang profesor di Institut Estetika di Universitas Tokyo, mengatakan bahwa wabi sabi meninggalkan sesuatu yang belum selesai atau tidak lengkap untuk permainan imajinasi.
“Dengan wabi sabi, Anda menemukan rasa damai dengan hal-hal yang tidak dapat Anda ubah. Melatih pikiran Anda untuk melatih keingintahuan dan kreativitas Anda dapat menemukan rasa kegembiraan dan kekaguman Anda sendiri yang unik di dunia,” ungkapnya.
Dalam bukunya yang berjudul Wabi-Sabi For Artists, Designers, Poets & Philosophers, Leonard Koren menulis, “Wabi-sabi berarti mengetahui bagaimana menghargai apa pun yang dihadapi, sekecil apa pun, kapan pun ditemui.” Dengan mengingat filosofi ini, penyebab stres yang umum akan hilang.
Kita dapat mulai menerima bahwa kita dan hidup kita sudah cukup baik. Sama seperti bayangan adalah bagian penting dari lukisan yang indah, kekurangan dan tantangan adalah bagian penting dari kehidupan yang indah.
Langkah-Langkah untuk Melatih Wabi Sabi
Jika kamu adalah seseorang yang bergumul dengan perfeksionisme, kamu mungkin tahu bahwa sangat sulit untuk menutup diri. Mengatasi perfeksionisme adalah sebuah proses.
Elizabeth Scott, PhD, seorang penulis pemenang penghargaan tentang manajemen stres dan psikologi positif, menulis bahwa kamu mungkin bahkan tidak menyadari pemikiran perfeksionis yang menyebabkan kamu merasa cemas. Dengan mengingat hal itu, memulai praktik meditasi kesadaran dapat membantu kamu menjadi lebih sadar akan ruang kepala kamu.(patrisia argi)
Facebook Comments