Sukoharjonews.com (Sukoharjo) – Mewabahnya virus Corona membuat banyak perusahaan yang mengurangi hingga menghentikan produksi. Kondisi tersebut membuat ratusan buruh di Sukoharjo dirumahkan hingga mengalami Pemutuhan Hubungan Kerja (PHK). Berdasarkan data, hingga saat ini sudah ada 201 orang buruh yang dirumahkan dan 685 buruh yang terkena PHK. Jumlah tersebut diperkirakan akan terus bertambah jika situasi terkait virus Corona belum mereda.
“Data PHK dan yang dirumahkan itu dari Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja per 7 April. Kalau situasi ini masih berlanjut, kemungkinan jumlahnya akan terus bertambah,” ujar Ketua Forum Peduli Buruh (FPB) Sukoharjo, Sukarno, Kamis (9/4/2020).
Diakui Sukarno yang juga Ketua Serikat Pekerja Republik Indonesia (SPRI) Sukoharjo tersebut, buruh yang dirumahkan dan yang terkena PHK berasal dari berbagai perusahaan yang ada di Sukoharjo. Tidak hanya dari garmen, tapi ada juga yang berasal dari perusahaan industri teh hingga perhotelan. Terkait buruh yang dirumahkan dan terkena PHK tersebut, FPB bisa memakluminya karena kondisi yang terjadi saat ini.
Untuk buruh yang dirumahkan, ujar Sukarno, setelah kondisi pulih akan dikaryakan kembali. Namun, selama dirumahkan para buruh mendapatkan upah yang jumlahnya di bawah gaji normal. Menurutnya, FPB akan mendorong buruh yang di PHK untuk masuk dalam program pemerintah, khususnya Kartu Pra Kerja. Sebab ada informasi ada bantuan dari pemerintah yang nilainya berkisar antara Rp3,5 juta.
Terpisah, Sekretaris Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Disperinnaker) Sukoharjo, Endang Mulyani ketika dikonfirmasi membenarkan data tersebut. Hanya saja, terkait dengan program pemerintah Kartu Pra Kerja, dinas masih mempersiapkan. “Untuk memantau kondisi utamanya terkait buruh yang terkena PHK, dinas membuka posko untuk pelaporan. Untuk Kartu Pra Kerja sedang kami persiapkan,” ujarnya. (erlano putra)
Facebook Comments