Membaca Al Qur’an Sampai Menangis, Bagaimanakah Hukumnya?

Hukum membaca qur’an sampai menangis.(Foto: islami)

Sukoharjonews.com – Menangis merupakan sesuatu yang biasa terjadi pada setiap orang. Namun menangis dengan sebab mendengar atau membaca ayat Al-Qur’am tentu merupakan peristiwa yang tidak terjadi pada setiap orang. Hanya orang-orang yang beriman yang mampu meresapi makna ayat-ayat Al-Qur’an dan memahami kebesaran Allah Subhanahu wa Ta’ala yang bisa menetes air matanya saat membaca atau mendengar bacaan Al-Qur’an. Hal ini menunjukkan pula kelembutan hatinya. Sesungguhnya lunaknya hati dan cucuran air mata di saat membaca Al-Qur’an adalah ciri-ciri kaum salaf radhiyallahu ‘anhum.


Dikutip dari Bincang Syariah, pada Rabu (18/9/2024), hadis riwayat Sa’d bin Abi Waqash yang mendengar Rasulullah saw. bersabda:

إِنَّ هَذَا الْقُرْآنَ نَزَلَ بِحُزْنٍ، فَإِذَا قَرَأْتُمُوهُ فَابْكُوا، فَإِنْ لَمْ تَبْكُوا فَتَبَاكَوْا

Al-Qur’an itu turun dengan susah payah. Karena itu, ketika kalian membacanya, menangislah. Jika tak mampu menangis, maka berusahalah untuk menangis (HR Ibnu Majah).

Selain itu, Allah Swt. juga berfirman dalam Al-Qur’an:

وَيَخِرُّونَ لِلْأَذْقَانِ يَبْكُونَ وَيَزِيدُهُمْ خُشُوعًا

Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyuk (QS Al-Isra: 109).

Membaca Al-Qur’an dengan perasaan yang mendalam hingga menangis merupakan hal yang dianjurkan dalam Islam. Menurut Imam al-Zamakhsyari dalam tafsirnya, al-Kasyaf, Al-Qur’an memiliki kekuatan untuk menyentuh hati orang-orang beriman. Hati mereka menjadi lembut, dan mata mereka sering kali basah karena air mata. Ini menunjukkan betapa dalamnya pengaruh Al-Qur’an bagi mereka yang memahami dan menghayati makna di balik ayat-ayat suci.


Selain itu, Imam al-Nawawi dalam kitabnya, al-Tibyan fi Adab Hamalatil Qur’an, menjelaskan bahwa menangis saat membaca Al-Qur’an adalah tanda dari orang-orang yang memiliki makrifat, atau pengetahuan mendalam tentang Allah. Ini juga merupakan ciri khas dari hamba-hamba Allah yang saleh. Menangis bukan hanya ekspresi emosional, tetapi juga bukti dari kedalaman iman dan kesadaran akan keagungan Allah.

Berdasarkan pandangan para ulama tersebut, bagi kita yang membaca Al-Qur’an, sangat dianjurkan untuk berusaha memahami makna yang terkandung dalam setiap ayat. Pemahaman yang mendalam akan makna ayat-ayat Al-Qur’an dapat membantu kita merasakan kekuatan spiritual yang terkandung di dalamnya.

Dengan demikian, perasaan takut dan harap kepada Allah dapat tumbuh, sehingga mendorong kita untuk menangis sebagai ekspresi ketundukan dan penghormatan.

Menangis saat membaca Al-Qur’an juga merupakan bentuk refleksi diri terhadap dosa-dosa yang telah dilakukan. Ketika kita membaca ayat-ayat yang mengingatkan akan siksa dan ancaman Allah, hati kita menjadi tersentuh, dan air mata pun mengalir. Ini adalah tanda bahwa hati kita masih hidup dan mampu meresapi pesan Ilahi.


Oleh karena itu, menangis saat membaca Al-Qur’an bukanlah tanda kelemahan, melainkan bukti keimanan dan kepekaan hati. Sebagai umat Islam, kita hendaknya berusaha untuk menghayati setiap ayat yang kita baca, agar Al-Qur’an dapat benar-benar menjadi petunjuk dalam kehidupan kita dan menuntun kita menuju kedekatan dengan Allah.

Demikian penjelasan hukum menangis saat membaca Al-Qur’an. Semoga bermanfaat. Wallahu a’lam.(cita septa)


How useful was this post?

Click on a star to rate it!

Average rating 5 / 5. Vote count: 1

No votes so far! Be the first to rate this post.

Facebook Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *