Warga Penuhi Lokasi Rekonstruksi Pembunuhan Gatak, Ada 22 Adegan yang Dilakukan

Rekonstruksi pembunuhan Retno Ayu Wulandari di Dukuh Kradenan, Trosemi, Gatak, Senin (29/10).

Sukoharjonews.com (Gatak) – Kasus pembunuhan Retno Ayu Wulandari, 14, warga Rusunawa Begalon, Kelurahan Panularan, Laweyan, Solo direkonstruksi oleh penyidik Polres Sukoharjo, Senin (29/10). Lokasi rekonstruksi dilakukan di empat lokasi. Tersangka pembunuhan Irawan Aditya (IA), 17, menjalani 22 adegan dalam rekonstruksi tersebut. Dari adegan di lokasi nongkrong hingga lokasi pembunuhan. Selama rekonstruksi, warga sekitar memenuhi lokasi untuk menyaksikan.



Proses rekonstruksi tersebut dimulai di rumah saksi yang digunakan nongkrong. Lokasi tempat nongkrong tersebut dilakukan di Mapolsek Gatak. Pemindahan lokasi tersebut dengan pertimbangan keamanan dan kedekatan dengan lokasi rekonstruksi lain. Pasalnya, rumah saksi yang digunakan untuk nongkrong beradas di tengah kampung.

“Setelah dari Mapolsek barulah rekonstruksi dilakukan di lokasi sebenarnya,” ujar Kapolsek Gatak AKP Yuianto.

Pelaku sendiri menjalani rekonstruksi sejak awal pertemuan dengan korban hingga dilakukan penganiayaan yang berujung kematian korban. Dari rekonstruksi tersebut, terungkap ada satu adegan baru yang belum diketahui selama ini. Ternyata, setelah melakukan penganiayaan dengan balok kayu, pelaku sempat disetubuhi korban. Padahal, korban saat itu tengah kesakitan akibat dipukul balok kayu.

Saat tengah melakukan pemerkosaan tersebut, ada warga yang lewat menggunakan sepeda onthel. Lantaran khawatir akan ketahuan, pelaku lantas menjatuhkan korban sawah. Begitu warga yang menaiki sepeda onthel tersebut lewat, sekitar lima menit kemudian korban lantas mengangkat kembali korban yang sudah dia jatuhkan ke sawah.

“Pelaku sempat menaikkan korban ke atas sepeda motor dan diboncengkan dalam keadaan tak sadarkan diri dibelakang dengan posisi merangkul pelaku,” papar Kapolsek.

Hanya saja, ditengah jalan korban yang diboncengkan terjatuh. Pelaku kembali mengangkat korban yang kemudian diletakkan dibawah pojon jati dengan posisi terlentang. Pelaku lantas mendatangi saksi lain yang masih nongkrong dan mengaku kalau dirinya dan korban mengalami laka lantas.

Teman-teman pelaku lantas membawa koeban ke rumah sakit hingga akhirnya terungkap kalau kasus tersebut bukan lakalantas namun penganiayaan yang menyebabkan kematian. (erlano putra)



How useful was this post?

Click on a star to rate it!

Average rating 0 / 5. Vote count: 0

No votes so far! Be the first to rate this post.

Facebook Comments