Upaya Percepat Penurunan Angka Stunting, Rajawali Nusindo Kirim 219.000 Paket Telur dan Daging Ayam ke NTT

Bersama PELNI, Rajawali Nusindo mengirimkan telur dan daging ayam ke provinsi NTT sebanyak 219 ribu paket, yang akan dilaksanakan secara bertahap sampai dengan akhir September 2024. (Foto: Dok Rajawali Nusindo)

Sukoharjonews.com (NTT) – PT Rajawali Nusindo yang merupakan anak usaha ID FOOD menggandeng PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) (PELNI) mengirimkan komoditas pangan telur dan daging ayam ke Wilayah Indonesia Timur. Pengiriman dilakukan di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) sebagai upaya menurunkan angka stunting dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan.

Sekretaris Korporasi Rajawali Nusindo, Sofyan Effendi mengatakan, penyaluran menggandeng PELNI sebagai salah satu transpoter dikarenakan prioritas pengiriman bisa lebih cepat dan muatan lebih besar.

“Bersama PELNI kita akan mengirimkan telur dan daging ayam ke provinsi NTT sebanyak 219 ribu paket, yang akan dilaksanakan secara bertahap sampai dengan akhir September 2024,” terang Sofyan Effendi, dikutip dari laman KabarBUMN, Sabtu (14/9/2024).

Ia mengatakan, kolaborasi pengiriman bantuan pangan ini masih bagian dari rangkaian program penyaluran bantuan pangan penanganan stunting yang dijalankan ID FOOD Group, sebagaimana penugasan Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA).

Dalam program tersebut, di tahun 2024 secara total ID FOOD melalui PT Rajawali Nusindo telah mengalokasikan sebanyak 438 paket bantuan telur dan daging ayam untuk wilayah NTT.

Sebanyak 438 paket bantuan tersebut disalurkan kepada 73 ribu Keluarga Risiko Stunting (KRS) di wilayah NTT berdasarkan data dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).

“Penyaluran dilakukan dalam 2 tahap, di mana setiap tahapannya disalurkan sebanyak 219 ribu paket. Jadi pada setiap tahapan, masing-masing KRS akan menerima 3 kali penyaluran paket batuan,” sebutnya.

Lebih lanjut, Sofyan menyebutkan, penyaluran di provinsi NTT pada setiap tahapan dilakukan di 5 kabupaten/kota.

Terdiri dari Ende dengan kuota sebanyak 17.766 paket, Kupang sebanyak 88.266 paket, Labuan Bajo 43.128 paket, Maumere 26.265 paket, dan Waingapu 43.779 paket. Setiap paket terdiri dari 10 butir telur ayam dan 1 kg daging ayam.

Saat ini penyaluran bantuan di NTT telah memasuki tahap ke 2 dengan tujuan pengiriman ke Kupang sebanyak 88 ribu paket, Ende 18 ribu paket, Labuan bajo 21 ribu paket, dan Waingapu 22 ribu paket.

Sofyan mengatakan, kerja sama penyaluran bantuan pangan tersebut diharapkan dapat memenuhi asupan gizi bagi keluarga yang mempunyai balita rawan stunting serta bagi ibu hamil.

Berdasarkan hasil survei kesehatan Indonesia (SKI) 2023, prevalensi stunting pada balita di Provinsi NTT sebesar 37,9 persen. Hal ini menunjukkan bahwa 37 hingga 38 dari 100 balita mengalami stunting.

Angka ini menjadikan NTT sebagai provinsi kedua dengan prevalensi balita stunting tertinggi di Indonesia setelah Provinsi Papua Pegunungan. Sedangkan target prevalensi stunting pada balita di Indonesia 2023 yang tertuang dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 2020-2024 adalah sebesar 16 persen.

Prevalensi stunting pada balita memiliki ambang batas 20 persen. Wilayah dengan prevalensi lebih dari 20 persen dikatakan tinggi atau sangat tinggi.

Sementara itu, dalam RPJMD Provinsi NTT 2018-2023, target prevalensi stunting pada balita sebesar 10-12 persen. Dengan demikian NTT termasuk dalam wilayah dengan prevalensi stunting pada balita yang sangat tinggi dan sangat jauh dari target nasional ataupun daerah. (nano)


How useful was this post?

Click on a star to rate it!

Average rating 3 / 5. Vote count: 2

No votes so far! Be the first to rate this post.

Facebook Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *