Sukoharjonews.com – Teror limbah berupa bau busuk PT Rayon Utama Makmur (PT RUM) di Desa Plesan, Kecamatan Nguter, Sukoharjo ternyata belum usai. Pasalnya, saat ini baru busuk menyengat masih dirasakan oleh warga sekitar pabrik. Bahkan, beredar informasi jika radius penyebaran bau tersebut semakin luas.
Salah satu warga Dukuh Tawang Krajan, Desa Gupit, Nguter, Kasdi mengatakan, saat ini PT RUM sudah melakukan “trial” produksi kembali. Saat ujicoba produksi tersebut dilakukan, teror bau kembali dirasakan warga. “Saat PT RUM berproduksi, bau masih terus ada,” ujarnya, Selasa (28/11).
Kasdi mengaku hingga kini belum ada warga yang mengungsi meski kemnbali terkena dampak bau dari PT RUM. Dia juga membenarkan jika dampak bau dari pabrik pembuat serat rayon tersebut semakin luas dibandingkan dampak kali pertama lalu.
Menyikapi masalah limbah bau yang masih dirasakan, warga di sekitar pabrik pun menggelar pertemuan pada 27 November kemarin. Dalam pertemuan tersebut menghasilkan keputusan untuk menggelar aksi demo. Bahkan, undangan untuk aksi demo tersebut sudah beredar luas di masyarakat. Dalam undangan yang beredar tersebut, aksi demo akan digelar pada Kamis (30/11) pukul 09.00 WIB.
Dalam undangan tersebut juga disebutkan jika titik kumpul warga yang ingin mengikuti aksi berada di pertigaan Dukuh Pakelan, Desa Plesan, Nguter. Peserta aksi sendiri diperkirakan mencapai 1.000 orang dengan estimasi warga sekitar pabrik 500 orang dan partisipasi warga umum 500 orang. Dalam undangan tersebut juga disebutkan jika Penanggungjawab Umum Aksi Brian Rangga Antoni dengan Koordinator Lapangan (korlap) Triwahyudi.
Brian Rangga Antoni ketika dikonfirmasi membenarkan soal beredarnya undangan demo tersebut. Menurutnya, selama ini warga sudah berusaha melakukan upaya persuasif dengan menanyakan pada manajemen PT RUM terkait kembali munculnya limbah bau. Namun, upaya tersebut tidak mendapatkan respon.
“Karena tidak mendapat respon, warga lantas berniat menggelar aksi damai lagi pada Kamis (30/11) nanti,” ujarnya.
Menurutnya, sejak aksi demo kali pertama pada 26 Oktober lalu, ujicoba produksi PT RUM lantas dihentikan sehingga limbau bau hilang. Namun, sejak PT RUM beralih menggunakan listrik tegangan tinggi beberapa waktu lalu, PT RUM akhirnya melakukan produksi kembali. Namun, produksi tersebut kembali memunculkan bau menyengat.
“Kali ini bau yang ditimbulkan justru makin luas karena terasa hingga batas kota dan juga Kecamatan Bendosari,” ujar Rangga.
Terkait kembali munculnya bau tersebut, Rangga mengaku kembali membuat warga resah. Terlebih lagi, manajemen PT RUM juga belum ada yang turun ke masyarakat memberikan penjelasan. Bahkan, surat yang dikirim warga pun tidak direspon. Untuk itulah warga lantas berinisiatif menggelar demo kembali agar mendapatkan penjelasan dari PT RUM. (erlano putra)
Tinggalkan Komentar