Sukoharjonews.com – Bupati Sukoharjo, Wardoyo Wiajaya hadir di tengah-tengah puluhan petani pengguna aliran air Dam Colo Nguter, Minggu (24/9). Bupati mendengarkan keluh kesah para petani soal penutupan pintu air bendungan tersebut.
Para petani yang datang dari berbagai daerah di Solo Raya itu menyampaikan pintu air Dam Colo akan ditutup pada 1 oktober mendatang. Padahal saat itu tanaman padi di sepanjang aliran Dam Colo masih sangat membutuhkan pasokan air. “Kalau sampai aliran dam colo ditutup pada 1 Oktober, bisa jadi para petani tidak panen,” tutur Sunarwan, Kades Krikilan, Masaran, Sragen di Dam Colo Nguter.
Sementara itu Pengguna Air Dam Colo Barat, Hardo menambahkan, para petani meminta agar penutupan pintu air ditunda paling tidak 15 hari. Dengan harapan, usia tanam padi sudah mencapai 70-80 hari dan sudah bisa di panen. “Kalau sampai tidak ada air bisa-bisa petani bangkrut karena tidak panen,” ujarnya.
Ketua P3A Dam Colo Timur Jigong Sarjanto mengatakan, petani aliran air Dam Colo Timur maupun Barat berharap penutupan pintu air ditunda. Karena itu pihaknya berharap bupati Sukoharjo bisa membantu memperjuangkan harapan petani tersebut.
Dihadapan para petani, Bupati Sukoharjo, Wardoyo Wijaya mengatakan pada dasarnya penutupan pintu air Dam Colo sudah menjadi kesepakatan dan pasti dilakukan setiap tahun. Karena situasinya saat ini memang tidak memungkin dan petani sangat resah, pihaknya akan menulis menulis surat resmi ke pengelola pintu air Dam Colo agar penutupan ditunda.
“Penutupan 1 Oktober itu sudah kesepakatan bersama. Tetapi situasi ini mengancam petani. Saya akan menulis surat dan meminta BBWSBS (Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo) untuk menunda penutupan minimal 15 hari agar petani bisa panen,” tegas Wardoyo.
Bakal calon gubernur (Bacagub) Jateng ini menambahkan, pemerintah ada untuk menyejahterakan masyarakat apalagi petani agar kehidupannya sejahtera. Karena itu pihaknya bersama para petani akan mendorong agar pengelola Dam Colo agar memenuhi permintaan petani. “Senin besuk kita kirim surat resmi ke BBWSBS. Petani bisa ikut mengawal,” tandasnya. (sofarudin)
Facebook Comments