Tahun Politik 2018 Berimbas pada Perajin Wayang Kulit

Marwan perajin wayang kulit di Kelurahan Sonorejo, Kecamatan/Kabupaten Sukoharjo.

Sukoharjonews.com (Sukoharjo) – Agenda Pemilihan Kepala Daerah di berbagai Provinsi/Kota ternyata berimbas pada kerajinan wayang kulit. Agenda lima tahunan itu dinilai turut mendongkrak permintaan wayang kulit. Pemilik Sanggar Kerajinan Tatah Sungging Wayang Kulit di Kampung Kayen RT 2 RW VII, Kelurahan Sonorejo, Kecamatan/Kabupaten Sukoharjo, Marwanto mengatakan, permintaan wayang kulit produksinya cenderung meningkat lima tahun terakhir.


Menurutnya, permintaan wayang kulit cenderung akan lebih meningkat di tahun politik seperti saat ini. “Mendekati tahun politik biasanya permintaan semakin banyak. pengalaman-pengalaman sebelumnya, pertunjukan wayang kulit banyak digelar di tahun-tahun politik,” kata Marwan saat ditemui di kediamannya, Senin (15/1).

Marwan menambahkan, semakin banyak pagelaran wayang kulit, semakin meningkat pula permintaan seni budaya asli Indonesia tersebut. Mengingat, dalang-dalang kondang akan memesan wayang kulit ketika ditanggap. Baik untuk kenang-kenangan atau untuk mengganti tokoh wayang yang sudah rusak.

“Biasanya di tahun politik permintaan bisa naik 20 persen. Kalau tanggapan wayang laris, di sini juga ikut laris,” tuturnya.

Marwan menambahkan, untuk melayani permintaan wayang kulit selama ini, dirinya mempekerjakan 15 orang perajin. Terkait bahan baku, arwan mengatakan, bahan baku kulit cenderung masih stabil. Tetapi bahan baku untuk gapit (pegangan wayang) yang terbuat dari tanduk kerbau terus merangkak naik.

“Kalau untuk kulit, naiknya tidak seberapa, tapi harga tanduk naik 30 persen sejak setahun terakhir. Karena itu, harga wayang juga terus naik untuk menutup biaya bahan baku dan kenaikan upah pegawai,” jelasnya.

Marwan menjelaskan, bahan baku itu didatangkan dari salah satu wilayah yang sering menyembelih kerbau di Sulawesi. Bahan baku di datangkan dari Sulawesi karena kualitas kulitnya lebih bagus. “Kalau di luar Jawa itu kan diliarkan jadi kulitnya lebih kuat. Di Kudus juga sering menyembelih kerbau, tapi kualitasnya belum masuk kriteria,” imbuhnya.

Marwanto membeberkan, untuk kwalitas no 1, satu set wayang kulit dihargai Rp 350 juta. Set tersebut berisi 200 biji wayang kulit dengan berbagai tokoh berbeda. “Untuk pasaran saya hanya dalam negeri. Bisa sampai keluar negeri kalau dibawa dalang-dalang kondang dan dosen-dosen yang membeli dari saya,” pungkasnya. (sofarudin)


Sofarudin:
Tinggalkan Komentar