Sukoharjonews.com – Cukup mengejutkan untuk menyadari bahwa bumbu yang tampaknya begitu umum dan tersedia secara bebas di jaringan sushi lokal atau di supermarket bento , pada kenyataannya, tidak terlalu umum sama sekali.
Dilansir dari texashealth, Sabtu (6/1/2024), menemukan bahwa 80% generasi milenial mempertimbangkan manfaat kesehatan saat memilih makanan, dibandingkan dengan 64% generasi baby boomer (lahir antara tahun 1946 dan 1964). Ini juga mencakup kesehatan fisik, kesehatan emosional, dan kesehatan sosial.
Selain itu, survei yang dilakukan oleh American Heart Association pada tahun 2019 menemukan bahwa generasi milenial lebih cenderung melakukan perilaku sehat, seperti olahraga teratur dan menjaga pola makan sehat, dibandingkan generasi sebelumnya.
Seperti halnya generasi milenial, Gen Z (lahir antara tahun 1997 dan 2012) lebih mengutamakan pola makan sehat dan rutin berolahraga, namun mereka juga mengutamakan kesehatan mental dan pengelolaan stres.
Dalam laporan yang dirilis oleh American Psychiatric Association , Gen Z lebih mungkin menerima pengobatan atau menjalani terapi (37%) dibandingkan dengan Milenial (35%), Gen X (26%), Baby Boomers (22%) , dan Generasi Pendiam (15%).
Meskipun ini merupakan tren positif, Anda mungkin bertanya-tanya mengapa generasi muda saat ini memulainya lebih awal. Alasan terjadinya tren ini kemungkinan besar bermacam-macam, seperti meningkatnya kesadaran akan pentingnya kebugaran fisik dan kebiasaan makan yang sehat, akses yang lebih besar terhadap informasi tentang kesehatan dan kebugaran, dan perubahan sikap terhadap kesehatan mental serta kebiasaan merokok, penggunaan narkoba dan alkohol.
Menurut hasil survei terhadap 2.000 orang dewasa di AS (dibagi secara merata dari Gen Z hingga baby boomer), Gen Z adalah kelompok yang paling mengkhawatirkan kesehatan mereka sehingga menghalangi mereka untuk mengalami segala sesuatu yang ingin mereka lakukan dalam hidup (75 persen, berbanding baby boomer sebesar 63 persen).
Alasan lain mungkin berpusat pada keberlanjutan. Penelitian terbaru dari studi tahunan Hidup Sehat dan Berkelanjutan GlobeScan telah membantu memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang perbedaan pendapat, pengalaman, dan sikap generasi terhadap keberlanjutan.
Dirancang bekerja sama dengan sejumlah mitra termasuk CVS Health, IKEA, PepsiCo, Visa, dan WWF International, penelitian ini menyurvei 27.000 orang di 27 negara untuk mengetahui sentimen mereka seputar gaya hidup yang lebih sehat dan berkelanjutan. Salah satu kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa secara global, generasi muda lebih cenderung merasa malu (“sangat sering” atau “sering”) terhadap gaya hidup yang tidak sehat dan tidak ramah lingkungan, dibandingkan dengan generasi yang lebih tua.
Selain itu, generasi muda lebih sadar akan dampak tindakan mereka terhadap lingkungan dan oleh karena itu lebih bersedia melakukan perubahan untuk mengurangi jejak karbon mereka.
Hal ini juga mendukung data dari firma riset Nielsen, yang menemukan bahwa generasi muda lebih cenderung membeli produk organik dan alami, serta produk yang bebas dari pewarna dan perasa buatan.
Generasi Z merupakan generasi yang paling mungkin menyatakan keinginannya untuk mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat, ramah lingkungan, dan suka membantu sesama, disusul generasi milenial.(patrisia argi)
Tinggalkan Komentar