Sukoharjonews.com – Layanan kesehatan merata merupakan suatu kompeten penting dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Di Kabupaten Sarmi, tantangan distribusi layanan cukup kompleks karena wilayahnya berupa kepulauan dan dataran.
Banyak daerah terpencil yang sulit dijangkau, tentu adanya akses yang terbatas bagi tenaga kesehatan termasuk tenaga farmasi yang siap terjun ke lapangan. Melihat tantangan tersebut, PAFI Sarmi (pafikabsarmi.org) menunjukkan dedikasinya untuk membantu mewujudkan akses kesehatan yang merata melalui berbagai strategi dan inisiatif.
Untuk mendukung akses kesehatan yang merata, PAFI Sarmi tidak hanya hadir menyediakan obat-obatan, tetapi juga hadir sebagai konsultan bagi masyarakat dalam memahami penggunaan obat yang benar. Dalam artikel ini, akan membahasa beberapa strategi dan inisiatif yang diambil PAFI Sarmi dalam mewujudkan tujuan tersebut.
Penyediaan Layanan Kesehatan Bergerak
Wilayah geografis Kabupaten Sarmi yang terdiri dari berbagai daerah terpencil, menjadikan kendala dalam pendistribusian layanan kesehatan. Untuk mengatasi ini, PAFI Sarmi menjalin kerja sama dengan pemerintah daerah seperti dinas kesehatan dan pihak-pihak terkait dalam menyediakan layanan kesehatan bergerak. Program ini berupa layanan kesehatan yang dilakukan menggunakan kendaraan khusus yang dilengkapi dengan fasilitas farmasi dan kesehatan yang bergerak ke daerah-daerah terpencil. Melalui layanan ini, para anggota PAFI Sarmi dapat menyediakan obat-obatan serta memberikan konsultasi mengenai penggunaan obat di daerah-daerah yang sulit dijangkau. Dengan hadirnya tim kesehatan, masyarakat di wilayah terpencil dapat memperoleh pengobatan tanpa harus jauh-jauh ke fasilitas kesehatan di kota.
Edukasi Publik tentang Penggunaan Obat yang Aman
Rendahnya pemahaman tentang penggunaan obat yang benar masih menjadi salah satu masalah yang sering terjadi. Banyak masyarakat yang mengonsumsi obat tanpa resep. Menyadari hal ini, PAFI Sarmi melakukan upaya program edukasi publik tentang penggunaan obat yang aman dan tepat. Dalam program ini, para masyarakat diajari cara membaca label obat, memahami dosis yang dianjurkan, serta mengenali tanda-tanda efek samping. Program edukasi ini dilakukan melalui seminar kesehatan, penyuluhan di sekolah, serta kegiatan lain yang melibatkan masyarakat secara langsung. Dengan program ini, PAFI Sarmi berharap dapat mengurangi risiko penyalahgunaan obat dan meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menjaga kesehatan mereka.
Penyediaan Farmasi dengan Standar dan Kualitas yang Terjamin
Dalam beberapa kasus, ditemukan adanya obat yang kurang berkualitas atau bahkan beredarnya obat palsu di masyarakat. Untuk itu, PAFI Sarmi berkolaborasi dengan pihak-pihak terkait dalam memastikan bahwa obat yang didistribusikan kepada masyarakat telah melewati standar kualitas yang ketat. PAFI Sarmi melakukan tindak pengawasan ketat terhadap rantai distribusi obat, dari mulai penyediaan hingga ke tangan pasien. Selain itu, PAFI Sarmi juga memberikan informasi tentang bagaimana cara mengenali obat asli serta peringatan tentang bahaya obat palsu. Dengan upaya ini, diharapkan masyarakat dapat memilah bahwa obat yang mereka gunakan aman dan efektif untuk dikonsumsi.
Penguatan Sistem Informasi dan Pemantauan Distribusi Obat
Untuk memperkuat sistem informasi dalam pemantauan pendistribusian obat, PAFI Sarmi menggunakan teknologi sederhana untuk melacak jumlah obat yang tersedia di fasilitas kesehatan. Sistem ini membantu mengurasi kemungkinan kehabisan stok obat di fasilitas kesehatan serta memastikan bahwa suplai obat terdistribusi secara merata.
Pengembangan Program Bantuan Sosial
PAFI Sarmi meluncurkan program bantuan sosial yang ditujukan kepada masyarakat kurang mampu. Melalui program ini, pasien yang memiliki keterbatasan finansial dapat memperoleh bantuan obat-obatan atau subsidi untuk layanan kesehatan tertentu. Program pengembangan ini bekerja sama dengan pihak pemerintah sehingga dalam distribusi bantuan dapat dilakukan secara tepat sasaran. Dengan adanya program ini, masyarakat yang kurang mampu memiliki akses yang lebih baik terhadap layanan kesehatan tanpa harus khawatir akan biaya.
Dengan berbagai strategi dan inisiatif terebut, PAFI Sarmi terus berkomitmen untuk mewujudkan akses layanan kesehatan yang merapa bagi masyarakat Kabupaten Sarmi. Beberapa program mulai dari layanan bergerak sampai pengembangan bantuan sosial bagi masyarakat yang memiliki keterbatasan finansial merupakan beberapa langkah PAFI Sarmi dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat. Meski beberapa tantangan seperti tantangan geografis masih ada, upaya ini diharapkan dapat membuat layanan kesehatan di Kabupaten Sarmi lebih inklusif dan merata bagi semua masyarakat.
PAFI didirikan pada tahun 1946 di Yogyakarta, tepat setelah Indonesia merdeka. Organisasi ini bertujuan untuk memperkuat posisi dan peran apoteker dalam sistem kesehatan nasional. PAFI dibentuk melalui musyawarah yang melibatkan sejumlah ahli farmasi dan apoteker dari berbagai daerah. Seiring berjalannya waktu, PAFI telah berkontribusi dalam berbagai kebijakan kesehatan, termasuk pengembangan obat, dan pelayanan kesehatan masyarakat.
Tujuan utama PAFI adalah untuk meningkatkan pelayanan farmasi di Indonesia melalui pengembangan profesionalisme anggota serta penyebaran informasi terkait praktik dan kebijakan farmasi. Selain itu, PAFI juga memiliki tujuan untuk memperjuangkan kepentingan apoteker dalam peningkatan akses masyarakat pada obat yang aman, efektif, dan berkualitas. Dengan tujuan tersebut, PAFI berupaya menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pengembangan IPTEK dalam bidang farmasi.
Struktur organisasi PAFI terdiri dari beberapa tingkatan yang mendukung pada efektivitas dan koordinasi dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab.
• Tingkat Pusat: terdapat pengurus pusat yang dipimpin oleh Ketua Umum, didampingi Wakil Ketua Umum, Sekretaris, dan Bendahara. Pengurus di tingkat Pusat ini mencakup berbagai bidang, seperti pendidikan, advokasi, dan pelayanan masyarakat yang bertanggung jawab dalam merumuskan kebijakan dan program-program strategis.
• Tingkat Regional: terdapat Pengurus Wilayah mewakili setiap provinsi di Indonesia. Terdiri dari Ketua Wilayah, Wakil Ketua, Sekretaris, dan Bendahara, serta anggota. Pengurus Wilayah memiliki tugas untuk mengimplementasikan kebijakan dari Pengurus Pusat, serta mengkoordinasikan program dan kegiatan yang sesuai dengan kebutuhan dan tantangan di daerah masing-masing.
• Tingkat Lokal: Pengurus Cabang memiliki fungsi untuk menjangkau anggota di tingkat komunitas, yang dipimpin oleh Ketua Cabang, Sekretaris, dan Bendahara. Pengurus tingkat lokal memastikan bahwa semua anggota memiliki suara dan peran aktif dalam organisasi, serta memfasilitasi kolaborasi antar apoteker dan pemangku kepentingan lainya untuk meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat. (*)
Facebook Comments