Sukoharjonews.com (Nguter) – Pasar Jamu Nguter tiba-tiba digeruduk ratusan siswa dan guru SMA/SMK se-Jateng, Rabu (14/3). Para siswa tersebut langsung menelusuri gang demi gang di dalam pasar dan menemui para pedagang jamu. Mereka melakukan wawancara terkait jamu pada pedagang. Rupanya, para siswa tersebut ingin mengetahui perihal jamu yang merupakan warisan budaya bangsa Indonesia.
Kepala Seksi (Kasi) Sejarah dan Tradisi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Jawa Tengah Hermawati mengatakan, kegiatan tersebut diikuti 120 peserta yang merupakan siswa dan guru pendamping SMA/SMK se-Jateng. Kegiatan tersebut merupakan program “Jejak Tradisi” yang merupakan program rutin Disdikbud Provinsi Jateng sejak 2009 lalu.
“Program ini berjenjang dan untuk tahun ini siswa SMA/SMK. Dalam program ini kami mengunjungi sejumlah lokasi yang menjadi sentra produksi yang masih memiliki nilai tradisional. Seperti jamu di Sukoharjo ini,” ujarnya.
Untuk Sukoharjo sendiri, siswa diajak mengunjungi Pasar Jamu Nguter dan salah satu produsen jamu. Harapannya, para siswa yang merupakan generasi penerus mengetahui dan memahami bagaimana proses produksi jamu tradisional dan juga pemasarannya. Selain ke Sukoharjo, rombongan juga akan mengunjungi Wonogiri dan Klaten.
Selama ini, ujar Hermawati, pelajar sudah tahu tentang jamu tradisional. Namun, pelajar belum mengetahui bagaimana proses produksi jamu, bahan jamu, dan juga manfaatnya. Untuk itulah para siswa diajak langsung ke sentra produksi jamu di Sukoharjo. Sehingga, siswa bisa bertanya langsung pada pelakunya.
Sementara itu, Ketua Koperasi Jamu Indonesia (Kojai) Sukoharjo Suwarsih Moertejo mengatakan, kegiatan siswa sekolah yang datang dan melihat secara langsung prosukdi jamu dan juga perdagangan jamu di Sukoharjo sangat bagus. Pasalnya, siswa bisa mengenal secara langsung berbagai bahan untuk produksi jamu dan juga pemasarannya.
Menurutnya, selama ini generasi muda tidak terbiasa meminum jamu yang justru banyak khasiatnya. Dengan pengenalan secara langsung pada siswa, diharapkan generasi penerus mengerti dan paham akan jamu sehingga mau melestarikannya. Suwarsih menilai, pengenalan jamu dilakukan kepada generasi muda mulai dari PAUD sampai mahasiswa.
Kojai Sukoharjo sendiri mengapresiasi kegiatan yang digelar oleh Disdikbud Provinsi Jateng tersebut.
Sebab, generasi muda sudah selayaknya dikenalkan terhadap jamu yang merupakan warisan budaya Indonesia.
“Jangan sampai generasi muda kita melupakan jamu sebagai warisan budaya bangsa Indonesia. Kojai Sukoharjo sudah mendorong agar ditingkat sekolah dibuatkan kurikulum berkaitan dengan jamu,” katanya. (erlano putra)
Tinggalkan Komentar