Simak Penyebab Sifilis, Gejala, dan Cara Pengobatannya

Penyakit sifili. (Foto: halodoc)

Sukoharjonews.com – Penyakit sifilis atau yang sering disebut raja singa adalah salah satu penyakit menular seksual (IMS) di mana sifilis disebabkan oleh infeksi bakteri. Sifilis disebabkan oleh infeksi bakteri Treponema pallidum. Bakteri ini masuk dan menginfeksi penderitanya melalui hubungan seksual.


Dilansir dari Honestdocs, Minggu (23/7/2023), Perkembangan penyakit sifilis terbagi melalui 4 tahap, yaitu sifilis primer, sekunder, laten dan tersier. Terdapat pula sifilis kongenital yang terjadi pada ibu hamil. Untuk pengobatan sifilis, biasanya dokter akan memberikan resep obat antibiotik seperti penicillin G, ceftriaxone, doxycycline dan tetracycline. Untuk menghindari penyakit sifilis, maka lakukan hubungan seksual dengan aman menggunakan kondom serta tidak bergonta ganti pasangan.

Apa itu sifilis?
Penyakit sifilis atau yang sering disebut raja singa adalah salah satu penyakit menular seksual (IMS) di mana sifilis disebabkan oleh infeksi bakteri. Kondisi ini bisa terjadi terutama jika melakukan hubungan seksual dengan penderita sifilis terlebih tanpa penggunaan pengaman (kondom).

Bakteri penyebab penyakit sifilis adalah Treponema pallidum. Gejala sifilis diawali dengan adanya luka di area kelamin, mulut, ataupun dubur tetapi tidak disertai rasa sakit. Oleh karena itu, penyakit sifilis seringkali tidak disadari, padahal penularan infeksi bakteri ini bisa saja sudah terjadi.


Penyebab sifilis
Sifilis disebabkan oleh infeksi bakteri Treponema pallidum. Bakteri ini masuk dan menginfeksi penderitanya melalui hubungan seksual terutama hubungan seksual yang berisiko tinggi seperti gonta-ganti pasangan, ataupun berhubungan seksual tanpa pengaman (kondom).

Selain itu, penyakit sifilis disebabkan oleh penggunaan jarum suntik secara bersamaan ataupun bergantian, termasuk alat kesehatan yang tidak steril, misalnya penggunaan narkoba, pembuatan tattoo, ataupun suntikan lainnya.


Gejala sifilis
Perkembangan penyakit sifilis terbagi melalui 4 tahap, yaitu sifilis primer, sekunder, laten dan tersier. Masing-masing tahap menunjukkan tanda-tanda atau gejala tertentu seiring perkembangan penyakit. Pada tahap awal, gejala sifilis relatif ringan sehingga kebanyakan orang tidak menyadari bahwa dirinya mengidap penyakit ini.

Selain itu, terdapat pula sifilis kongenital yang merupakan jenis penyakit sifilis yang ditularkan dari ibu kepada bayi saat bayi dalam kandungan atau sesaat setelah dilahirkan.


Berikut adalah beberapa gejala sifilis sesuai tahap perkembangannya:

1. Sifilis primer
Pada tahap ini, penderita sifilis mulai menderita lesi atau luka pada kelamin atau sekitar anus, penis atau vulva. Lesi atau luka juga bisa terjadi di dalam dan sekitar mulut. Luka tersebut tidak menimbulkan rasa sakit dan hanya terlihat seperti luka bekas gigitan serangga.

2. Sifilis sekunder
Tahap sifilis sekunder umumnya berlangsung sekitar 2-10 minggu sebagai lesi awal dan berkembang hingga 3-4 bulan setelah infeksi. Gejala sifilis yang biasa muncul dapat berupa bercak merah atau ruam pada seluruh tubuh yang tidak gatal dan simetris pada kedua tubuh.

Pada tahap sekunder akan terlihat ruam merah pada tubuh penderita terutama pada telapak tangan atau telapak kaki. Pada tahap ini juga kemungkinan terjadi keluhan lain seperti sakit kepala, demam, penurunan nafsu makan, radang tenggorokan, nyeri sendi, dan kutil pada kelamin atau anus.


3. Sifilis laten
Setelah penderita melewati tahap sekunder, penderita sifilis akan merasa seakan-seakan sembuh. Hal ini terjadi karena pada tahap ini gejala sama sekali tidak terlihat. Namun sebenarnya, bakteri penyebab penyakit sifilis adalah Treponema pallidum masih tetap ada di dalam tubuh penderita.

Pada tahap sifilis laten biasanya berlangsung sampai sekitar 2 tahun dan sudah tidak menimbulkan gejala. Jika penderita sifilis tidak menyadari bahwa dirinya mengidap penyakit kelamin ini dan tidak segera melakukan pengobatan yang tepat, maka penyakit ini dapat berkembang ke tahap yang paling berbahaya, yaitu sifilis tersier.

4. Sifilis tersier
Pada sifilis tersier, infeksi bakteri bersifat progresif yang semakin lama makin parah. Penyakit sifilis akan mulai menimbulkan sejumlah gangguan kesehatan serius pada mata, otak, jantung, pembuluh darah, hati, tulang ataupun sendi. Akibatnya terjadi komplikasi pada organ tubuh tersebut.


Risiko penularan penyakit sifilis
Risiko penularan sifilis paling rentan terjadi pada tahap primer dan sekunder. Pada tahap awal, gejala sifilis relatif ringan sehingga penderita kadang tidak menyadarinya. Akibatnya, tidak ada upaya untuk mencegah penularan penyakit ini.

Gejala sifilis yang terlihat dan dirasakan penderita tergantung dari tiap tahap perkembangan penyakit. Penyakit sifilis juga dikenal sebagai “the great imitator” karena gejala klinisnya menyerupai beberapa penyakit kulit lain.

Oleh karena itu, jika menyadari adanya tanda atau gejala sifilis, segera lakukan pemeriksaan kesehatan atau konsultasikan dengan dokter. Hal ini dapat membantu mencegah penularan ke pasangan dan mempercepat proses penyembuhan penyakit.

Pengobatan sifilis
Sebelum pengobatan, dokter akan melakukan beberapa tes pemeriksaan untuk memastikan apakah terdapat infeksi bakteri penyebab sifilis atau tidak. Tes yang dilakukan bisa berupa tes darah atau pengamatan visual dari cairan luka melalui mikroskop.

Untuk pengobatan sifilis, biasanya dokter akan memberikan resep obat antibiotik. Terapi lini pertama yang dilakukan untuk pengobatan sifilis adalah injeksi intramuskular antibiotik benzatin penicillin G. Antibiotik lain seperti ceftriaxone (antibiotik golongan cephalosporin generasi ketiga) juga dapat diberikan karena diketahui mempunyai efektivitas yang sama dengan antibiotik golongan penicillin.(patrisia argi)


How useful was this post?

Click on a star to rate it!

Average rating 5 / 5. Vote count: 1

No votes so far! Be the first to rate this post.

Facebook Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *