Sukoharjonews.com – Mengalami stres traumatis setelah peristiwa yang mengganggu adalah hal yang wajar, baik itu kecelakaan lalu lintas, kecelakaan pesawat, kejahatan dengan kekerasan, serangan teroris, pandemi global, atau bencana alam seperti gempa bumi, angin topan, atau banjir. Anda mungkin merasa sangat terkejut, bingung, dan takut, atau merasa mati rasa atau terbebani oleh sejumlah emosi yang saling bertentangan, terkadang sekaligus.
Dilansir dari Help Guide, Senin (15/1/2024) Emosi ini tidak terbatas pada orang-orang yang mengalami peristiwa tersebut. Liputan berita dan media sosial sepanjang waktu berarti bahwa kita semua dibombardir dengan gambar-gambar tragedi, penderitaan, dan kehilangan yang mengerikan yang terjadi seketika di seluruh dunia. Paparan berulang kali dapat membebani sistem saraf Anda dan menimbulkan stres traumatis seperti jika Anda mengalami kejadian tersebut secara langsung.
Stres traumatis dapat menghancurkan rasa aman Anda, membuat Anda merasa tidak berdaya dan rentan di dunia yang berbahaya—terutama jika peristiwa traumatis tersebut disebabkan oleh ulah manusia, seperti penembakan atau aksi terorisme. Anda mungkin merasa lelah secara fisik dan emosional, diliputi kesedihan, atau sulit fokus, tidur, atau mengendalikan emosi. Ini semua adalah respons normal terhadap kejadian abnormal.
Tanda dan gejala stres traumatis
Terlepas dari apakah peristiwa traumatis tersebut berdampak langsung pada Anda atau tidak, wajar jika Anda merasa cemas, takut, dan tidak yakin tentang apa yang mungkin terjadi di masa depan .
Sistem saraf Anda kewalahan karena stres, memicu berbagai emosi dan reaksi fisik yang intens. Gejala stres traumatis ini dapat berkisar dari ringan hingga berat dan sering kali datang dan pergi secara bergelombang. Misalnya, mungkin ada saatnya Anda merasa gelisah dan cemas, dan ada saat lain ketika Anda merasa terputus dan mati rasa.
Gejala emosional dari stres traumatis meliputi:
Terkejut dan tidak percaya . Anda kesulitan menerima kenyataan atas apa yang terjadi, atau merasa mati rasa dan terputus dari perasaan Anda.
• Takut.
Anda khawatir hal yang sama akan terulang kembali, atau Anda akan kehilangan kendali atau hancur.
• Kesedihan atau kesedihan
Terutama jika orang yang Anda kenal meninggal atau mengalami akibat yang mengubah hidup.
• Ketidakberdayaan.
Kejahatan dengan kekerasan, kecelakaan, pandemi, atau bencana alam yang terjadi secara tiba-tiba dan tidak dapat diprediksi dapat membuat Anda merasa rentan dan tidak berdaya, dan bahkan memicu kecemasan atau depresi.
• Amarah .
Anda mungkin marah pada Tuhan, pemerintah, atau pihak lain yang Anda rasa bertanggung jawab, atau rentan terhadap ledakan emosi.
• Malu
Terutama atas perasaan atau ketakutan yang tidak dapat Anda kendalikan.
• Lega .
Anda mungkin merasa lega karena keadaan terburuk sudah berlalu, Anda tidak terkena dampak separah orang lain, atau bahkan berharap hidup Anda akan kembali normal.(patrisia argi)
Facebook Comments