Simak Bentuk Emosi yang Paling Sulit Dikendalikan dan Cara Mengatasinya

Bentuk emosi yang paling sulit dikendalikan dan cara mengatasinya. (Foto : Freepik)

Sukoharjonews.com – kita semua pasti mengalami serangkaian emosi setiap harinya. Namun, jika menyangkut emosi yang tersembunyi, emosi itu bisa membara di bawah alam sadar tanpa kamu sadari.

Dilansir dari Mind Body Green, Senin (13/3/2023), menurut psikolog klinis, Nicole Beurkens, ada satu emosi yang sangat sulit untuk dikendalikan sehingga dapat memengaruhi keadaan pikiran dan cara kamu menjalani hidup. Emosi apakah itu? Berikut penjelasannya.

Emosi yang Paling Sulit Dikendalikan Menurut Psikolog
emosi yang paling sulit dikendalikan adalah malu. Dia melihat banyak orang dalam pekerjaannya terjebak untuk waktu yang lama dalam apa yang dia sebut sebagai spiral rasa malu. Tanpa disadari, orang-orang yang terjebak dalam spiral rasa malu telah mengidentifikasi rasa malu mereka, menginternalisasinya, dan mewarnai persepsi mereka dengan rasa malu itu.

Hal yang Harus Dilakukan
Mengatasi rasa malu harus dimulai dengan memahami rasa malu itu sendiri. Dalam Oxford Dictionary, rasa malu didefinisikan sebagai perasaan terhina atau tertekan yang disebabkan oleh kesadaran perilaku yang salah. Hidup dari pola pikir rasa malu mengarah pada identitas yang terfragmentasi.

Jadi, untuk mengatasi rasa malu adalah dengan mengintegrasi dari ketidakamanan itu. Melakukan ini bukanlah tugas yang mudah dan melibatkan banyak penerimaan diri dan perhatian yang radikal. Tapi, ketika kamu memperhatikan rasa malu mulai mengendalikan diri, kamu dapat memperkuat rasa percaya diri kamu dengan afirmasi positif dan self-talk.

Bahkan tanpa disadari, kita dapat menjalani hari-hari kita dengan membuat keputusan yang secara tidak sadar di dorong oleh emosi, dan rasa malu adalah hal besar yang harus diwaspadai. Tidak satu pun dari kita yang kebal terhadap pola bawah sadar ini, tapi kita memiliki kemampuan untuk memperhatikan ketika rasa malu mulai mengambil alih kemudi diri.(patrisia argi)

Patrisia Argi Satuti:
Tinggalkan Komentar