Sering Marah? Berikut Tips Meredam Marah

Cara mengontrol marah.(Foto:my protection)

Sukoharjonews.com – Marah merupakan reaksi seseorang ketika menghadapi situasi yang tidak mengenakkan. Marah merupakan bagian dari sifat manusia. Oleh karena itu setiap manusia pasti memiliki perasaan marah. Kendati demikian, perasaan marah tidak baik jika ditunjukkan dengan ngomel-ngomel dan berbuat anarkis. Apalagi sampai berbuat kerusakan. Nah berikut tiga cara meredam marah.

Dilansir dari Bincang Syariah, Kamis (4/7/2024), sebagai seorang muslim, sudah sepantasnya kita berusaha mengendalikan amarah kita sesuai dengan anjuran agama. Menurut Al-Ghazali setiap diri manusia terdapat sifat-sifat ketuhanan (sifat-sifat terpuji) dan juga kehewanan. Tinggal bagaimana kita mengelola dan mengendalikan nafsu amarah kita.

Tiga Cara Meredam Marah
Sikap marah adalah dari setan. Oleh karena itu, inilah tiga tips bagaimana agar kita mudah meredam kemarahan sesuai perintah agama.

Pertama, mengingat Allah, sebagaimana yang di ajarkan Ibn Hasyim,

يَقُوْلُ اللّٰهُ اِبْن اَدَمَ اُذْكُرْنِی حِيْنَ تَغْضَب اَذْكُرُكَ حِيْنَ اَغْضَب

“Allah berfirman, “Wahai anak Adam, ingatlah Aku ketika kamu marah. Aku akan mengingatmu ketika aku marah.”

Kedua, membaca taawwudz atau ucapan ‘adzubillahi minas syaithonir rojim sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Imam At-Thabrani,

لَوْ يَقُوْل اَحَدُهُمْ اِذاَ غَضَبَ اَعُوْذُباللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ ذَهَبَ عَنْهُ غَيْظُهُ

“ Jika salah satu mereka sedang marah lalu mengucap auudzu billahi minasy syaitoonir rojiim maka hilanglah marahnya.”

Ketiga, berwudu, seperti sabda Nabi yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Abu Daud,

اِنَّ الْغَضَبَ مِنَ الشَّيْطَانِ وَالشَّيْطَانُ خُلِقَ مِنَ النَّارِ وَاِنَّمَا يَطْفَاُ بِالْمَاءِ النَّارُ. فَاِذَا غَضَبَ اَحَدُكُمْ فَالْيَتَوَضَاءْ

“Sesungguhnya marah itu dari setan dan setan diciptakan dari api sementara api akan padam ketika terkena air. Maka jika diantara kalian ada yang marah maka berwudu’lah. “

Di antara tanda tingginya keimanan seseorang adalah dengan kemampuannya memelihara kemarahannya. Sebagaimana sabda Nabi “Barang siapa yang berusaha menahan amarahnya dalam keadaan dia mampu menghilangkan kemarahannya tersebut maka Allah akan memenuhi hatinya dengan rasa aman dan keimanan.”

Tak kalah penting, Mengenali penyebab marah dan mencari solusi yang konstruktif juga penting. Komunikasi yang baik dengan orang lain dapat membantu menyelesaikan konflik tanpa harus marah. Dengan melatih kesabaran dan mengembangkan empati, kita dapat meredam marah dan menciptakan hubungan yang lebih harmonis.

Akhirnya, meredam marah bukan hanya tentang menenangkan diri, tetapi juga tentang membangun kedamaian dalam diri dan lingkungan sekitar.(cita septa)

Cita Septa Habibawati:
Tinggalkan Komentar