Sukoharjonews.com (Bendosari) – Hasil positif Corona dalam “rapid test” atau tes cepat ternyata tidak hanya di Kecamatan Nguter saja. Pasalnya, dari “rapid test” yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK), total enam positif Corona. Enam tersebut termasuk warga perantauan di Kecamatan Nguter yang sempat mencuat beberapa waktu lalu. Sedangkan lima kasus positif Corona dalam tes cepat juga ditemukan di Kecamatan Grogol, Bendosari, dan Mojolaban.
“Perlu dipahami, hasil positif dalam rapid test masih harus ditindaklanjuti dengan pengambil sampel swap untuk dicek di Laboratorium PCR. Hasil lab itulah yang nantinya akan menentukan positif Corona atau tidak,” jelas Juru Bicara Gugus Tugas Pencegahan Penyebaran Virus Corona Sukoharjo, Gani Suharto, Senin (6/4/2020).
Dikatakan Gani yang juga Direktur RSUD Ir Soekarno tersebut, peralatan untuk melakukan “rapid test” sangat terbatas dan diprioritaskan untuk tenaga kesehatan. Untuk RSUD sendiri hanya mendapat 30 alat dan sudah digunakan. Dari tenaga kesehatan yang melakukan “rapid test” tersebut semuanya negatif. Sedangkan untuk DKK sendiri mendapatkan 95 alat tes dimana dari jumlah tersebut terdapat enam orang positif Corona dalam “rapid test” yang dilakukan.
Terkait hal itu, Kepala DKK Sukoharjo, Yunia Wahdiyati menambahkan, 95 alat “rapid test” di DKK tidak hanya digunakan untuk tenaga kesehatan saja, melainkan juga digunakan untuk warga yang ada gejala Corona atau warga berstatus ODP. Hasilnya ada enam yang positif. Dari enam tersebut, masing-masing dua di Kecamatan Nguter, dua di Grogol, satu di Bendosari, dan satu di Mojolaban.
“Rapid test” dilakukan oleh puskesmas. Dari enam tersebut sudah ditindaklanjuti dengan pengambilan sampel swap untuk dicek di Laboratorium PCR. Hasilnya antara tiga hingga lima hari,” ujarnya.
Yunia juga mengatakan, dari enam positif dalam “rapid test” tersebut, dua diantaranya sudah dirujuk ke RS DR Moewardi Solo untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Sedangkan empat yang lain dilakukan karantina mandiri. Selama karantina, warga berstatus ODP maupu PDP tetap diminta untuk jaga jarak terutama pada warga yang rentan, seperti berusia lanjut dan memiliki riwayat penyakit kronis. (erlano putra)
Tinggalkan Komentar