Sukoharjonews.com (Sukoharjo) – Selama proses pencegahan penyabaran virus Corona, Satpol PP menerjunkan petugas menyisir ke lokasi-lokasi yang selama ini jadi tempat nongkrong massa. Jika kedapatan ada kerumuman massa, petugas akan membubarkannya dan memberikan pengertian agar selama pencegahan virus, masyarakat lebih banyak di rumah. Patroli juga dilakukan di tempat-tempat rental game untuk menghindari pelajar yang tengah diliburkan justru bermain game online.
“Patroli kami lakukan menyeluruh selama proses pencegahan penyebaran virus Corona. Masyarakat diimbau untuk lebih banyak di rumah. Khusus untuk pelajar juga jangan keluyuran dan nongkrong,” ujar Kepala Satpol PP Sukoharjo Heru Indarjo, Minggu (22/3/2020).
Dikatakan Heru, patroli juga dilakukan bersama aparat TNI-Polri dalam rangka meminimalisir munculnya kerumuman massa. Kegiatan tersebut sudah berjalan selama satu minggu dan akan berlanjut di minggu kedua nanti. Lokasi yang jadi sasaran adalah titik-titik yang selama ini sering dijadikan tempat nongkrong pelajar serta pusat permainan atau game online.
“Dalam satu minggu penyisiran, memang ada pelajar yang bermain Playstation di tempat rental. Tapi jumlahnya tidak banyak. Kalau ada temuan, petugas langsung meminta pada yang bersangkutan untuk pulang,” ujar Heru.
Dia juga mengatakan, selama kegiatan belajar mengajar diliburkan, bukan berarti anak-anak bebas berkeliaran. Pasalnya, selama kebijakan tersebut berjalan diharapkan siswa belajar di rumah secara online. Untuk itu, dalam satu minggu ke depan Satpol PP bersama tim akan terus melakukan patroli. “Selama patroli sekaligus sosialisasi ke masyarakat untuk menaati kebijakan pemerintah dimana anak belajar di rumah,” tandas Heru.
Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Sukoharjo, Darno mengatakan, satu minggu pertama siswa diliburkan karena Corona memang ada temuan siswa berkeliaran di luar rumah untuk bermain. Hal itu diketahui setelah Satpol PP melakukan patroli di sejumlah tempat permainan. Meski begitu, Darno mengaku temuan itu tidak terlalu signifikan. pelanggaran terbilang kecil.
“Kami terus memantau sekolah-sekolah agar guru memberikan tugas ke anak dan hasilnya pekerjaan siswa dikirim secara online. Intinya kegiatan belajar mengajar diupayakan tetap berjalan meski secara online,” ujarnya. (erlano putra)
Tinggalkan Komentar