Sukoharjonews.com (Sukoharjo) – Kekeringan di musim kemarau ini mulai dirasakan warga. Setidaknya terdapat 2.088 jiwa dari 623 Kepala Keluarga (KK) mulai kesulitan air bersih. Ribuan warga tersebut berada di lima desa di tiga kecamatan, masing-masing Kecamatan Weru, Bulu, dan Kecamatan Tawangsari. Kesulitan air bersih mulai dirasakan warga sejak beberapa waktu lalu. Rencananya, Pemkan akan melakukan pengiriman air bersih untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
“Bantuan air bersih langsung kami lakukan begita ada permintaan dari masyarakat,” ujar Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo, Sri Maryanto, Selasa (25/8/2020).
Menurutnya, kesulitan air bersih kali pertama di Desa Watubonang, dan Desa Puron, Kecamatan Bulu. Saat ini, dampak musim kemarau juga melanda desa lain seperti Desa Tawang, Desa Jatingarang dan Desa Alasombo, Kecamatan Weru. Maryanto mengaku debit sumur dalam warga mulai turun secara drastis.
Dari data BPBD, untuk Desa Tawang, Weru ada 125 KK atau 498 jiwa, Desa Jatingarang 162 KK atau 501 jiwa, Desa Alasombo 50 KK atau 200 jiwa. Selain itu, Selanjutnya Desa Watubonang, Kecamatan Tawangsari 222 KK atau 631 jiwa dan Desa Puron, Kecamatan Bulu 64 KK atau 258 jiwa. Dikatakan Maryanto, hingga saat ini sudah 41 tangki air bersih yang dikirim untuk warga.
“Sebanyak 21 tangki air bersih dari BPBD sisanya 20 tangki air bersih merupakan CSR dari sejumlah eleman masyarakat,” ujarnya.
Maryanto menambahkan, kondisi kekeringan saat ini tidak separah dibandingkan musim kemarau tahun 2019 lalu. Pasalnya, tahun 2020 ini musim kemarau mengalami kemunduran mengingat hingga awal Agustus lalu dibeberapa wilayah di Sukoharjo masih turun hujan. Mundurnya musim kemarau berdampak dengan masih sedikitnya desa terdampak kekeringan.
BPBD memperkirakan jumlah warga kekurangan air bersih akan meningkat bulan depan yang diperkirakan merupakan puncak musim kemarau. (erlano putra)
Tinggalkan Komentar