Ratusan Anak Sungkem dan Peluk Ibu, Air Mata Pun Berlinang

Sungkeman massal dalam rangka Hari Ibu digelar di Museum Jawi Desa Tanjung, Nguter, Jumat (20/12). Acara berlangsung penuh haru.

Sukoharjonews.com (Nguter) – Satu persatu ibu-ibu yang tergabung dalam PKK Desa Tanjung, Nguter duduk di kursi. Setelah itu, giliran anak atau anggota keluarga keluar dari masing-masing ibu berjongkok di depannya. Mereka pun kemudian berpelukan dan sungkem pada ibu maasing-masing. Suasa isak tangis langsung terdengar. Sungkeman massal tersebut digelar dalam rangka memperingati Hari Ibu.


Ya, dalam rangka memperingati Hari Ibu, anggota PKK Desa Tanjung bersama Museum Jawi menggelar acara sungkeman massal pada ibu dengan momen Hari Ibu. “Kami sengaja mengambil momen Hari Ibu ini untuk menggelar kegiatan sungkeman ini. Sosok ibu harus dihormati dan dihargai karena telah melahirkan, membesarkan anak dengan tulus tanpa pamrih,” ujar Ketua PKK Desa Tanjung, Yuyun Irawati.

Menurutnya, seorang ibu pastilah akan terharu ketika anaknya sungkem dan meminta maaf atas segala kesalahan yang telah dilakukan. Pasalnya, hal ini pastilah sangat jarang dilakukan. Sehingga, dengan momen Hari Ibu ini PKK Desa Tanjung bersama Museum Jawi berinisiatif menggelar sungkeman massal tersebut.

Salah satu peserta, Sulastri, 39, merupakan salah satu peserta yang menangis sesenggukan saat sungkem dan memeluk sang ibu, Marto Yatinem, 79. Sulastri teringat perjuangan sang ibu yang seorang diri membesarkan anak-anaknya. Hal itu terjadi karena ayahnya sudah meninggal sejak dirinya masih kecil. Untuk itu, saat sungkem dan memeluk sang ibu, dirinya tak kuasa untuk menahan air mata dan menangis. “Sosok ibu bagi saya adalah sosok yang tidak tergantikan karena telah melahirkan, mendidik, dan memberikan pelajaran berharga dalam hidup ini,” ujarnya.

Sedangkan Pemilik Museum Jawi, Bimo Kokor Wijanarko mengatakan, kegiatan tersebut digelar untuk memberikan kesan positif pada Hari Ibu ini. Peserta memang terlihat antusias apalagi saat sungkem dan memluk ibu masing-masing. Menurutnya, selama ini tak jarang keberadaan seorang ibu sering terpinggirkan dan terlupakan. Padahal, ibu adalah seorang pahlawan karena dianggap paling berjasa dalam sebuah keluarga. Untuk itulah ada kata-kata ungkapan “surga berada dibawah tepalak kaki ibu”.

”Kalau tidak di acara seperti ini kapan lagi mereka akan sungkem dan memeluk ibu mereka sendiri sehingga akan menimbulkan kesan mendalam. Kita untuk memperingati Hari Ibu dan lebih menghargai orang tua khususnya ibu,” ujar Kokor. (erlano putra)


Erlano Putra:
Tinggalkan Komentar