Rekam Medis Arbani, Bayi di Dekat PT RUM yang Meninggal Dunia

PT Rayon Utama Makmur (RUM) di Kawasan Industri Nguter, Sukoharjo.

Sukoharjonews.com (Bendosari) – Warga di sekitar PT Rayon Utama Makmur (RUM) dirundung duka atas meninggalnya seorang bayi berusia 10 bulan, Arbani Shakeel Alfatih. Kematian anak pasangan dari Agus Anggit dan Juli Saraswati, warga Dukuh Jayan, Desa Celep, Kecamatan Nguter itu dikait-kaitkan dengan limbah bau dari pabrik rayon tersebut.

Kabar meninggalnya bayi mungil itu sempat santer dibicarakan di media sosial Facebook. Berikut penjelasan medis dari RSUD Ir Soekarno, Sukoharjo yang sempat merawat bayi malang tersebut hingga akhirnya meninggal dunia pada Kamis (1/3). Direktur Umum RSUD Ir Soekarno, Gani Suharto menjelaskan, pada dasarnya Arbani sudah mempunyai kelainan jantung bawaan lahir pada sekat jantung bagian kanan.

Kelainan ini sering disebut dengan istilah jantung bocor. Berdasarkan catatan medisnya, Arbani masuk ICU RSUD Ir Soekarno saat berumur 12 hari dan menjalani sudah perawatan medis. Bahkan Arbani sempat dirujuk ke RS Dr Moewardi Jebres Solo untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dan dipasatikan ada kelainan kebocoran jantung tersebut.

“Awalnya mau dirawat di RS Dr Moewardi. Tetapi ternyata kembali lagi ke RSUD Ir Soekarno untuk rawat jalan,” jelas Gani Suharto kepada wartawan, Senin (5/3).

Terakhir, lanjut Gani, pasien kembali di masuk IGD RSUD Ir Soekarno pada 25 Februari karena mengalami sesak napas, batuk, pilek dan demam. Menurutnya, setelah mendapat perawatan di IGD, pasien mulai membaik dan dirawat di bangsal. Namun, pada 26 Februari kondisi pasien menurun dan mengalami sesak napas kembali.

“Pasien lantas masuk ICU dan mendapat alat bantu napas dan sudah diberikan obat-obatan yang diperlukan,” imbuhnya.

Direktur RSUD Ir Soekarno, Gani Suharto (kiri) dan Kepala DKK Sukoharjo, Nasruddin.

Namun, pada 27 Februari, pasien mengalami kejang dan tim medis sudah berupaya melakukan penangan. Hanya saja hingga 28 Februari kondisi pasien tidak kunjung membaik. “Kami juga sudah memaksimalkan dengan pengobatan antibiotik tapi hasilnya kurang maksimal,” jelas Gani.

Kondisi pasien semakin memburuk dengan ditandai kadar oksigen dalam darah semakin turun dan demam. Tim medis lantas melakukan berbagai upaya namun kondisi pasien tidak menunjukkan gejala membaik. “Nadi pasien sudah tidak teraba, irama jantung tidak menunjukkan kerja yang baik. Kami stimulasi dengan obat injeksi tapi tetap tidak ada respon dan kemudian pasien dinyatakan meninggal 13.20 WIB,” terangnya.

Terkait infeksi paru-paru, Gani menjelaskan, hal tersebut bisa terjadi karena kelainan sekat jantung. Kondisi tersebut menyebabkan darah bersih bercampur dengan darah kotor. “Dalam kondisi kelainan sekat jantung (jantung bocor) sisi kanan menuju paru, merangsang terjadi infeksi di jaringan paru,” jelasnya.

Mengenai apakah paparan udara yang tercemar limbah bau PT RUM, Gani mengatatakan, pada dasarnya Arbani sudah berulang kali masuk rumah sakit karena kelainan jantung tersebut. Sebelum ada limbah bau, Arbani sudah menderita penyakit tersebut. Dengan kata lain, ada atau tidak limbah bau, dengan penyakit bawaan lahir itu, kemungkinan terburuk terhadap penderita tetap ada.

“Orangtua sudah menyadari itu. Bahkan sudah mengantisipasi dengan menyiapkan oksigen di rumah. Karena kondisi awalnya sudah seperti itu,” katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sukoharjo, Nasruddin mengatakan, manusia satu dengan yang lainnya memiliki respon yang berbeda dengan paparan gas. Dicontohkan, ada orang yang sensitif dengan paparan asap rokok ada juga yang tidak. Karena itu tidak juga bisa disimpulkan bahwa meninggalnya Arbani mutlak karena pencemaran udara di sekitar PT RUM.

“Tidak semua bayi yang ada di sana mengalami hal yang sama dengan yang meninggal itu,” tuturnya.

Sementara itu, semenjak masyarakat mengeluh limbah PT RUM, pihaknya telah menyalurkan berbagai bantuan. Diantarnya biskuit untuk balita sebanyak 2.800 sachet dan untuk anak sekolah 900 sachet, 900 dus untuk ibu hami, termasuk 3,000 masker.

“Sarana prasarana juga sudah seperti dengan pembukaan posko kesehatan dan  pengobatan massal. Dinas Kesehatan sudah bergerak untuk memberikan pelayanan kesehatan untuk masyarakat sekitar PT RUM,” katanya. (Sofarudin)

How useful was this post?

Click on a star to rate it!

Average rating 0 / 5. Vote count: 0

No votes so far! Be the first to rate this post.

Facebook Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *