Desa Gupit, Nguter Dicanangkan Menjadi Kampung Toga

Ketua TP PKK Sukoharjo Etik Suryani meninjau Taman Toga di Desa Gupit, Nguter yang dicanangkan sebagai Kampung Toga, Senin (30/4).

Sukoharjonews.com (Nguter) – Pemkab Sukoharjo berkomitmen untuk mengembangkan Tanaman Obat Keluarga (Toga). Salah satu upaya yang dilakukan adalah menggalakkan penanaman Toga di pekarangan kosong milik warga. Toga yang ditanam selain bisa dikonsumsi sendiri, disisi lain juga diharapkan dapat menjadi tambahan penghasilan keluarga. Hal itu disampaikan Ketua Tim Penggerak PKK (TP PKK) Sukoharjo Etik Suryani saat mencanangkan Desa Gupit, Kecamatan Nguter menjadi Kampung Toga, Senin (30/4).



Dalam kesempatan itu Etik mengatakan, selama ini Kabupaten Sukoharjo dikenal sentra produksi jamu. Bahkan, Pemkab Sukoharjo sudah mendeklarasikan diri sebagai Kabupaten Jamu. Untuk itulah Pemkab berusaha menggalakkan penanaman Toga dalam upaya mendung produksi jamu yang ada. Menurutnya, sebagai sentra jamu membuat banyak warga Sukoharjo yang berprofesi sebagai penjual jamu.

“Penjual jamu ini tidak hanya di Sukoharjo tapi sudah menyebar di seluruh penjuru Tanah Air. Ada yang berjualan jamu di Papua, Kalimantan, Sumatera, dan lainnya,” ujar Etik.

Etik memberikan apresiasi pada prosuden jamu, Gujati 59 yang memelopori Kampung Toga Desa Gupit. Untuk itu, Etik meminta pada Gujati 59 untuk memelopori pendirian poliklinik sehingga bertambah komplit pemanfaatan herbal atau jamu. Terlebih lagi, Gujati sudah memiliki sekitar 200 aneka tanaman bahan baku jamu. Etik berharap koleksi tanaman tersebut terus ditambah.

Saat ini, ujarnya, masyarakat di Indonesia memang masih banyak yang lebih percaya kepada obat berbahan kimia dibanding jamu. Padahal, dengan minum jamu dapat mencegah timbulnya penyakit dan dampak negatif dari minum jamu juga kecil. Etik berharap pembuatan kampung Toga tidak hanya di Desa Gupit saja, tapi diperluas ke desa-desa yang lain.

Disisi lain, Etik juga mengatakan jika jamu merupakan warisan budaya bangsa sehingga harus dilestarikan oleh generasi penerus. Terlebih lagi, generasi muda saat ini sudah banyak yang tidak mengenal jamu.

Sedangkan Kepala Desa Gupit Bibit Riyanto mengatakan, kampung toga dirintis untuk memberdayakan halaman atau pekarangan rumah warga. Binit menilai pemanfaatan lahan pekarangan rumah untuk Toga memiliki keuntungan ganda. Selain dimanfaatkan untuk menambah pendapatan warga, juga bahan untuk produksi jamu tercukupi secara mandiri.

“Gerakan menanam Toga ini sangat positif dan saya harap didukung oleh masyarakat di Sukoharjo,” ujarnya. (erlano putra)



How useful was this post?

Click on a star to rate it!

Average rating 0 / 5. Vote count: 0

No votes so far! Be the first to rate this post.

Facebook Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *