Belum Ada Kasus Penyakit Difteri di Sukoharjo, Tapi Perlu Diwaspadai

Ilustrasi

Sukoharjonews.com (Sukoharjo) – Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sukoharjo mewaspadai serangan penyakit “difteri”. Meski, sejauh ini belum ditemukan kasus penyakit menular yang menginfeksi selaput lendir pada hidung dan tenggorokan tersebut.

Bupati Sukoharjo, H. Wardoyo Wijaya, S,H., M.H. mengatakan, pihaknya belum menerima laporan terkait penularan penyakit serius tersebut. Namun pihaknya sudah menginstruksikan seluruh petugas di setiap desa dan kecamatan termasuk kepala dinas pendidikan untuk mewaspadi potensi penularan penyakit itu.

“Saya minta para Kepala Desa dan Camat untuk memantau penyakit ini. Kepala sekolah dan guru juga harus pro aktif apabila menemukan ada indikasi penyakit ini harus segera melapor,” tutur bupati, Kamis (14/12).

Pihaknya tidak berharap ada temuan kasus “difteri” di Sukoharjo. “Saya berharap seluruh warga Sukoharjo diberikan kesehatan dan dijauhkan dari segala penyakit. Selama ini pemerintah juga sudah berusaha melakukan antisipasi dan berpaya meningkatkan kesehatan masyarakat,” imbuhnya.

Kepala Bidang (Kabid) Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) DKK Sukoharjo, Bejo Raharjo mengatakan, sejauh ini tidak ada temuan kasus “difteri” di Sukoharjo. Menurutnya, tidak pernah ada laporan kasus penyakit tersebut dari klinik-klinik dan Rumah Sakit (RS) Pemerintah maupun Swasta di Sukoharjo.

Bejo menjelaskan, “difteri” ini tergolong penyakit yang mendapat perhatian dari pemerintah seperti penyakit DBD, Campak, dan Flu Burung. Rumah sakit atau layanan kesehatna lainnya wajib melaporkan ketika menemukan kasus tersebut.

“Laporan kasus penyakit ini masuk Form KDRS (Kewaspadaan Dini Rumah Sakit). Format laporannya 1x 24 jam,” imbuhnya.

Seperti diketahui, “difteri” memiliki gejala-gejala seperti terbentuknya lapisan tipis berwarna abu-abu yang menutupi tenggorokan dan amandel. Pasien juga akan mersakan demam dan menggigil serta sakit tenggorokan disertai suara serak. Selain itu pasien juga sulit bernapas atau napas cepat. Termasuk pilek yang awalnya caiar menjadi kental dan terkadang bercampur darah.

Dalam beberapa kasus, “difteri” juga terkadang dapat menyerang kulit dan menyebabkan luka seperti borok (ulkus). Ulkus tersebut akan sembuh dalam beberapa bulan, tapi biasanya akan meninggalkan bekas pada kulit. “Segera periksakan diri ke dokter jika Anda atau anak Anda menunjukkan gejala-gejala di atas. Penyakit ini harus diobati secepatnya untuk mencegah komplikasi,” tulis “Alodokter.com”. (sofarudin)

 

How useful was this post?

Click on a star to rate it!

Average rating 0 / 5. Vote count: 0

No votes so far! Be the first to rate this post.

Facebook Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *