Puskesmas Sukoharjo Raih Penghargaan Nasional Pengelolaan Vaksinasi Corona Terbaik di Jawa-Bali

Kepala Puskesmas Kecamatan Sukoharjo, Kunari Mahanani.

Sukoharjonews.com (Sukoharjo) – Puskesmas Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo patut berbangga. Pasalnya, puskesmas tersebut mendapat penghargaan tingkat nasional dari pemerintah pusat sebagai Puskesmas dengan Pengelolaan Vaksinasi Covid-19 Terbaik di Provinsi Jawa-Bali.

Penghargaan tersebut merupakan penghargaan yang diberikan pemerintah pusat terkait dengan penanganan pandemi corona selama ini. Banyak kategori penghargaan yang diberikan seperti tingkat kabupaten/kota, provinsi, puskesmas, dan lainnya.

Kepala Puskesmas Kecamatan Sukoharjo, Kunari Mahanani membenarkan informasi tersebut. Kunari mengaku sudah mendapat pemberitahuan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) via email terkait penghargaan dalam penanganan pandemi corona khususnya pengelolaan vaksinasi.

“Saat pandemi, di wilayah khususnya Kecamatan Sukoharjo selalu berkoordinasi dan bersinergi dalam penanganan kasus corona khususnya vaksinasi,” ujarnya, Selasa (21/3/2023).

Menurutnya, selama pandemi Puskesmas aktif update data melalui aplikasi “smile” yang langsung terkoneksi dengan pemerintah pusat. Kunari mengaku selalu memberikan data-data valid sesuai kondisi yang ada. “Puskesmas Sukoharjo membawahi 14 kelurahan, selama pandemi kami setiap hari memberikan layanan vaksinasi dan datanya selalu kami laporkan,” ujarnya.

Disinggung tentang penghargaan tersebut, Kunari mengaku belum tahu persis karena baru mendapatkan pemberitahuan. Terkait teknis pengambilan atau pemberian penghargaan sendiri, Kunari mengaku belum mengetahui teknisnya.

“Belum ada pemberitahuan lebih lanjut soal itu (penghargaan), pastinya akan ada pemberitahuan lebih lanjut,” ujarnya.

Disinggung tentang vaksinasi booster 2, Kunari mengaku tidak terlalu mendapat respon masyarakat karena saat ini capaiannya baru 2,8%. Meski sosialisasi terus diberikan di setiap pertemuan, animo masyarakat untuk vaksinasi booster 2 masih cukup kecil.

“Mungkin karena pandemi corona sudah landai, PPKM sudah dicabut membuat masyarakat enggan ikut vaksin lagi. Kalau untuk vaksinasi booster satu mencapai 40%,” ujarnya. (nano)

Nano Sumarno:
Tinggalkan Komentar