PT RUM Melakukan Uji Coba Dengan Mesin Wet Scrabber

PT Rayon Utama Makmur (RUM) di Kawasan Industri Nguter, Sukoharjo.

Sukoharjonews.com (Nguter) – Setelah sempat berhenti berproduksi untuk mengatasi bau, PT Rayon Utama Makmur (PT RUM) Nguter akhirnya kembali melakukan uji coba produksi dengan mengoperasikan mesin “Web Scrabber”, Jumat (21/9). Mesin tersebut telah selesai dipasang untuk mengatasi masalah bau yang ditimbulkan. Selain “Web Scrabber”, PT RUM juga menggunakan alat berbasis komputer yang bisa memantau secara terus menerus atas keluaran gas di cerobong yang disebut “Continuous Emission Monitoring System (CEMS).


“Jadi hari in, Jumat (21/9), kami melakukan uji coba pengoperasian mesin “web scrabber” yang merupakan mesin untuk mengatasi masalah bau,” terang Sekretaris Perusahaan PT RUM Bintoro Dibyoseputro.

Dia mengatakan, PT RUM sejak Februari 2018 lalu telah berhenti berproduksi. Hal itu karena munculnya gas H2S ke udara sehingga menimbulkan bau. Kondisi tersebut membuat warga menggelar aksi demo dan keluarnya keputusan Bupati Sukoharjo Wardoyo Wijaya berupa sanksi penghentian produksi selama 18 bulan terhitung sejak Februari lalu. Hal itu tertuang dalam Surat Keputusan Bupati Sukoharjo Nomor: 660.1/207 Tahun 2018.

Dalam surat tersebut PT RUM dimina memenuhi syarat yang terdiri dari tiga hal. Yakni, pemasangan mesin kendali bau gas yakni wet scrubber, alat berbasis komputer yang memantau secara terus menerus atas keluaran gas di cerobong atau CEMS, serta pipanisasi keluaran hasil olahan limbah cair yang sudah sesuai baku mutu dari pabrik hingga sungai.

“Tiga instalasinya sudah dibenahi. Kami serius untuk membenahi diri dan hari ini, Jumat (21/9), kami mengundang Muspida, Masyarakat, Peneliti, dan Dinas Lingkungan Hidup untuk melakukan uji coba,” jelasnya.

Bintoro juga mengatakan, terkait munculnya bau mirip kopi pada Kamis (20/9) malam sudah dicek langsung oleh pihak PT RUM. Menurutnya, PT RUM sudah mengecek langsung lokasi yang timbul bau di Dukuh Pakelan. Bahkan, ada beberapa masyarakat disana dan sempat berbincang. Bintoro mengaku, bau mirip kopi tersebut karena sisa limbah padatan.

Terpisah, Pembina Masyarakat Peduli Lingkungan (MPL) Ari Suwarno mengaku soal uji coba tersebut pihaknya tidak mendapat undangan dari PT RUM. Namun, Ari mengaku jika ada warga lain yang diundang dalam kegiatan tersebut. Menurutnya, pada Kamis (20/9) malam memang muncul bau seperti kopi di Desa Plesan. “Terkait uji coba ini, kami minta agar dihentikan jika memang masih berbau dan alat harus disempurnakan lagi,” ujarnya. (erlano putra)


Erlano Putra:
Tinggalkan Komentar