Progres Capai 98,59%, Proyek Bendungan Jlantah Karanganyar Selesai Awal 2025

Penampakan konstruksi Bendungan Jlantah Kabupaten Karanganyar. (Foto: Dok Kementerian PU)

Sukoharjonews.com (Jakarta) – Pembangunan Bendungan Jlantah di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, dipastikan selesai pada Januari 2025. Saat ini, proyek yang dikerjakan PT Waskita Karya tersebut memiliki nilai investasi Rp1,025 triliun tersebut telah mencapai kemajuan hingga 98,59%

Corporate Secretary Waskita Karya, Ermy Puspa Yunita, dikutip dari laman KabarBUMN, Selasa (31/12/2024) mengatakan Bendungan Jlantah akan berperan besar dalam mendukung swasembada pangan di wilayah Karanganyar dan sekitarnya. Pemerintah sendiri sedang berupaya mempercepat target ketahanan pangan, dengan Presiden Prabowo Subianto memajukan target swasembada pangan dari 2028 menjadi 2027.

Ermy menjelaskan bendungan ini akan mengairi area persawahan seluas 1.494 hektar di Kecamatan Jatiyoso dan Jumapolo. Sebelumnya, wilayah tersebut mengandalkan tadah hujan untuk pengairan sawah, yang membuat panen hanya bisa dilakukan satu kali dalam setahun.

Dengan saluran irigasi baru, petani kini dapat panen hingga tiga kali setahun tanpa terpengaruh musim. Selain itu, Bendungan Jlantah diharapkan mampu meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) secara signifikan.

Pada lahan seluas 806 hektar, IP akan naik dari 172 persen menjadi 272 persen. Hal serupa berlaku untuk lahan 688 hektar yang juga diproyeksikan mencapai IP 272 persen. Ermy juga menjelaskan, bendungan dengan tinggi 70 meter dan panjang 404 meter ini memiliki kapasitas tampung 10,97 juta meter kubik air.

Sumber air baku yang dihasilkan mencapai 150 liter per detik untuk melayani Kecamatan Jumapolo, Jumantono, Jatipuro, dan Karanganyar. Selain itu, keberadaan bendungan ini mampu mereduksi banjir di area persawahan Desa Bendosari, Sukoharjo, hingga 87 hektar.

Potensi Lain: Energi dan Agrowisata
Tidak hanya untuk pengairan, Bendungan Jlantah juga mendukung ketahanan energi melalui potensi Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLMTH) dengan kapasitas 0,625 Megawatt.

Lokasinya yang strategis, diapit oleh Sungai Jlantah dan Sungai Puru, menjadikan bendungan ini berpotensi dikembangkan sebagai kawasan agrowisata.

Hal ini diyakini dapat menciptakan lebih banyak peluang usaha dan lapangan kerja, meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.

Proyek Bendungan Jlantah sendiri merupakan hasil kerja sama Waskita-Adhi dalam skema Kerja Sama Operasional (KSO). Hingga kini, Waskita telah menyelesaikan pembangunan 15 dari total 24 bendungan yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia, sementara sembilan proyek lainnya masih dalam proses pembangunan. (nano)

Nano Sumarno:
Tinggalkan Komentar