Program Bangun 61 Bendungan Kementerian PUPR, 29 Selesai dan 32 Dalam Proses

Presiden Jokowi meninjau Bendungan Sindangheula, di Serang, Banten, Jumat (17/062022). (Foto: BPMI Setpres/Laily Rachev)

Sukoharjonews.com (Jakarta) – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) manargetkan pembangunan 61 bendungan hingga tahun 2024. Dari target pembangunan tersebut, saat ini 29 bendungan sudah selesai dan 32 bendungan lainnya dalam proses penyelesaian. Pembangunan bendungan tersebut merupakan upaya pemerintah untuk memenuhi pasokan air irigasi lahan pertanian di seluruh Indonesia.

Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono, mengatakan bahwa kehadiran bendungan di seluruh Tanah Air telah meningkatkan indeks pertanaman sehingga hasil produksi beras secara nasional juga meningkat. Hal itu terbuktu dalam tiga tahun terakhir, Indonesia surplus beras sekitar 3 juta ton dan tidak impor beras lagi.

“Bendungan meningkatkan indeks pertanaman (IP) yang sekarang ini rata-rata nasional BPS sebesar 147% dengan air irigasi dari 231 bendungan. Dengan adanya tambahan 61 bendungan bisa kita naikkan IP menjadi 200%,” kata Menteri Basuki.

Basuki berharap tambahan 29 bendungan yang sudah tuntas dan 32 bendungan yang masih dalam proyek pembangunan dapat meningkatkan indeks pertanaman menjadi 200%. Dengan demikian, produksi beras nasional dapat mencapai 40 juta ton pada tahun 2045 dan Indonesia bisa surplus beras hingga 10 juta ton.

Menurutnya, salah satu bendungan yang dibangun (2015-2020) adalah Bendungan Sindangheula berlokasi di Kabupaten Serang, Provinsi Banten dengan biaya Rp458,9 miliar dan telah diresmikan pengoperasiannya oleh Presiden Joko Widodo pada 4 Maret 2021. Bendungan Sindangheula memiliki kapasitas tampung 9,3 juta m3 dengan manfaat irigasi 1.289 ha, air baku 800 liter/detik, dan potensi pembangkit listrik 0,4 MW.

Staf Ahli Menteri PUPR Bidang Teknologi, Industri dan Lingkungan sekaligus Juru Bicara Kementerian PUPR, Endra S Atmawidjaja mengatakan, untuk meningkatkan produktivitas pertanian tanaman pangan, pemerintah melakukan dua strategi utama yakni meningkatkan konversi padi ke beras dan meningkatkan indeks pertanaman.

“Meningkatkan indeks pertanaman dari 143% menjadi 200% dengan menyediakan tambahan pasokan air irigasi melalui pembangunan 61 bendungan dari 2015 hingga 2024. Hingga 2015, layanan air irigasi dari 231 bendungan mencapai 10,6% (761 ribu ha). Dengan tambahan 61 bendungan pada 2024 maka layanan air irigasi dari 292 bendungan akan mencapai 19,3% (1,4 juta ha sawah irigasi),” jelasnya.

Untuk meningkatkan indeks pertanaman/IP, Endra menyebutkan Kementerian PUPR juga melakukan pekerjaan rehabilitasi 3,02 juta ha jaringan irigasi dan pembangunan 1,01 juta ha jaringan irigasi baru.

Endra menyatakan, untuk mengantisipasi krisis pangan global, Indonesia akan memfokuskan pada 7 komoditas pangan utama yaitu Beras, Jagung, Kedelai, Bawang Merah, Bawang Putih, Cabai, dan Sorgum. (nano)

Nano Sumarno:
Tinggalkan Komentar