Sukoharjonews.com (Sukoharjo) – Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) serentak di 125 desa digelar pada 11 Desember mendatang. Saat ini, tensi politik di desa sudah mulai memanas karena ada persaingan antar bakal calon kepala desa. Para bakal calon kades dan pendukungnya pun mulai memainkan isu korupsi di sejumlah desa dan menyerang kades petahana yang mencalonkan kembali. Untuk itu, masyarakat diminta untuk cerdas dalam menyikapi isu-isu yang dibangun menjelang Pilkades.
“Memang benar saat ini tensi politik di sejumlah desa memanas karena adanya persaingan antar bakal calon kades yang akan mengikuti Pilkades. Masalah ini harus disikapi dengan bijak agar kondusivitas desa dan daerah terjaga,” pesan Sekretaris Daerah (Sekda) Sukoharjo Agus Santosa, Minggu (11/11).
Agus juga mengimbau pada bakal calon kades untuk menahan diri demi dan para bakal cakades mengedepankan “fairplay” dengan mematuhi semua aturan dan tidak saling serang dengan isu menyesatkan. Diketahui, beberapa desa tensi politik memanas karena memiliki jumlah pelamar bakal cakades yang cukup banyak dan melebihi kuota yang ditetapkan. Kondisi tersebut membuat panitia pelaksana pilkades harus melakukan seleksi tambahan untuk mencari calon maksimal lima orang.
Yang lebih baik, ujar Agus, para bakal cakades menampilkan visi misi dan program membangun desa pada masyarakat daripada mencari kesalahan calon lain atau lawannya. Agus juga berharap para camat untuk turun langsung memantau kondisi di wilayahnya masing masing. Beberapa desa yang tensinya memanas dikatakan Agus karena ada laporan pengaduan dari masyarakat terkait dugaan penyelewengan dana desa oleh Kades yang menjabat sekarang dan kembali maju Pilkades.
Sedangkan Kabag Pemerintahan Desa (Pemdes) Pemkab Sukoharjo Setyo Aji Nugroho mengatakan, sudah melakukan pemantauan langsung mengenai persiapan panitia dan kondisi masyarakat di 125 desa. Hasilnya diketahui mereka sudah siap dan tinggal menunggu pelaksanaan kegiatan saja. Aji mengakui ada beberapa desa memang tensi politik memanas karena ketatnya persaingan dalam menghadapi Pilkades 11 Desember mendatang.
Masalah yang muncul di lapangan dan ditemukan tim Pemkab Sukoharjo karena ada beberapa desa kebanjiran cakades. Kondisi tersebut membuat persaingan di desa tersebut memperebutkan satu posisi pemenang pilkades menjadi ketat. Temuan lainnya karena ada desa sepi peminat untuk melamar jadi cakades. Karena kondisi tersebut membuat pihak lawan yang tidak suka berusaha merusak suasana dan memecah persatuan masyarakat.
“Bersaing boleh, tapi harus memathui semua aturan yang ada. Khusus untuk desa yang pelamarnya lebih dari lima, nantinya panitia pilkades akan menggelar seleksi tambahan. Dalam seleksi tambahan ini akan melibatkan akademisi,” pungkasnya. (erlano putra)
Tinggalkan Komentar