Sukoharjonews.com – Petilasan Keraton Kartasura, terletak di Dusun II, Ngadirejo, Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Provinsi Jawa Tengah. Keraton ini bukan hanya menjadi saksi bisu sejarah Kesultanan Mataram, tetapi juga tetap aktif berfungsi sebagai tempat ibadah, ziarah, dan edukasi.
Hingga kini, masjid di dalam kompleks keraton masih digunakan secara rutin untuk shalat berjamaah dan kegiatan keagamaan lainnya. Kegiatan ibadah di masjid ini berjalan aktif, terutama pada hari-hari besar Islam dan selama bulan Ramadan, di mana warga setempat berkumpul untuk berdoa bersama.
Selain itu, keraton ini juga dikenal sebagai tempat ziarah. Setiap hari Kamis dan Jumat, makam yang terletak di kompleks petilasan keraton dipenuhi oleh peziarah. Makam tersebut menjadi salah satu tujuan utama bagi orang-orang yang ingin berdoa. Bagi sebagian orang, ziarah ke makam di Keraton Kartasura merupakan bagian dari ritual spiritual yang diyakini membawa ketenangan batin.
Juru kunci Keraton Kartasura, Surya Lismana, menyampaikan, sebagai salah satu situs sejarah penting, Keraton Kartasura juga sering dikunjungi oleh pelajar, khususnya mahasiswa, yang datang untuk mempelajari sejarah dan budaya Jawa. Keraton ini menjadi sarana edukasi histori yang sangat berharga, mengingat perannya dalam transisi kekuasaan Mataram. Pengunjung yang datang dapat memberikan uang kebersihan seikhlasnya sebagai bentuk apresiasi atas upaya pelestarian tempat ini.
“Adat dan budaya tata krama keraton masih sangat dijunjung tinggi di sini. Pengunjung diharapkan untuk menjaga sikap dan menghormati aturan tradisional yang ada, meskipun kini terdapat percampuran antara aturan adat dan hukum pemerintah,” ujarnya, Sabtu (2/11/2024).
Setiap tahun, pada tanggal 11 September diperingati sebagai hari jadi Keraton Kartasura. Pada hari tersebut, keraton mengadakan berbagai upacara tradisional untuk merayakan syukuran, seperti Gunungan sebuah tradisi unik di mana hasil bumi dikumpulkan dalam bentuk gunungan dan dibagikan kepada warga. Tradisi ini mencerminkan rasa syukur kepada Tuhan atas berkah yang diberikan selama satu tahun terakhir. Selain Gunungan, seringkali digelar acara lain yang menampilkan seni budaya Jawa, seperti tarian dan gamelan.
Surya menekankan pentingnya menjaga warisan budaya ini. “Keraton Kartasura adalah bagian dari sejarah kita yang sangat penting. Bukan hanya soal masa lalu, tetapi juga untuk menjaga jati diri dan tradisi kita di tengah perubahan zaman. Saya berharap tempat ini tidak hanya dilihat sebagai objek wisata, tetapi juga sebagai pusat kebudayaan dan spiritual yang terus hidup,” ungkapnya.
Dengan perpaduan fungsi spiritual, edukasi, dan budaya yang masih hidup hingga kini, Keraton Kartasura terus menjadi tempat yang relevan dalam kehidupan masyarakat, meskipun banyak peninggalan sejarah di sekitarnya mulai memudar.
Surya Lismana menambahkan, “Selama saya masih di sini, saya akan terus menjaga dan merawat keraton ini dengan sebaik-baiknya, karena ini adalah tugas saya untuk generasi yang akan datang.” (mg-02/nano)
Tinggalkan Komentar