Sukoharjonews.com – Petani pengguna aliran air Bendung (Dam) Colo, Nguter wilayah barat berpotensi rugi besar. Jika rencana penutupan pintu air Dam Colo pada 1 oktober mendatang benar-benar direalisasikan. Bahkan potensi kerugian akibat kekurangan air itu mencapai Rp 165 miliar.
Hal tersebut disampaikan Ketua Paguyuban Petani Pengguna Air (P3A) Colo Barat, Sugeng Sehono saat bertemu Bupati Sukoharjo di Dam Colo, Minggu (24/9). Sugeng mengatakan, petani masih sangat membutuhkan air karena taman padi di sepanjang aliran Dam Colo Barat baru berumur 50-60 hari. “Kalau pintu air benar-benar ditutup 1 oktober petani akan mengalami kerugian karena padi puso lantaran kekurangan air,” tutur Sugeng di hadapan Bakal Calon Gubernur Jateng itu.
Berdasarkan hitungannya, petani akan mengalami kerugian hingga ratusan miliar rupiah jika terjadi gagal panen. Dengan kalkulasi kerugian setiap hektarnya mencapai Rp 30 juta. “Padahal aliran Colo Barat ada 5.500 hektare,” imbuhnya.
Karena itu, pihaknya berharap penutupan pintu air Dam Colo diundur paling tidak 1 hingga 2 minggu agar kebutuhan air untuk masa tanam saat ini mencukupi. “Kami berharap penutupan pintu air diundur agar tidak terjadi gagal panen,” harapnya.
Mendengar itu, Bupati Sukoharjo, Wardoyo Wijaya mengatakan pada dasarnya penutupan pintu air Dam Colo sudah menjadi kesepakatan dan pasti dilakukan setiap tahun. Karena situasinya saat ini memang tidak memungkin dan petani sangat resah, pihaknya akan menulis menulis surat resmi ke pengelola pintu air Dam Colo agar penutupan ditunda.
“Penutupan 1 Oktober itu sudah kesepakatan bersama. Tetapi situasi ini mengancam petani. Saya akan menulis surat dan meminta BBWSBS (Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo) untuk menunda penutupan minimal 15 hari agar petani bisa panen,” tegas Bakal calon gubernur (Bacagub) Jateng tersebut. (sofarudin)
Facebook Comments