Sukoharjonews.com – Jetliner C919 buatan China yang diproduksi oleh COMAC (Commercial Aircraft Corp of China) akan melakukan penerbangan penumpang perdananya pada bulan Maret. Penerbangan ini akan menjadi tonggak utama bagi China karena akan menandai awal dari Sektor Penerbangan China yang mandiri.
Dilansir dari Gizmochina, Rabu (1/2/2023), China Eastern Airlines akan menjadi maskapai pertama yang menerbangkan pesawat buatan sendiri tersebut. Sementara banyak maskapai domestik lainnya bersaing untuk mendapatkan pesawat jet, negara asing seperti Nigeria telah menyatakan minat mereka pada pesawat tersebut.
Menteri Penerbangan Nigeria menyatakan bahwa negara tersebut akan mempertimbangkan untuk membeli pesawat C919, setelah secara resmi bergabung dengan armada penerbangan China.
Saat ini, pesawat jarak menengah sedang menjalani proses wajib verifikasi penerbangan 100 jam yang dimulai pada 26 Desember. Hingga saat ini, pesawat telah terbang ke 9 kota dan 10 bandara, penerbangan terakhir pada 28 Januari dari Bandara Internasional Hongqiao Shanghai. ke Bandara Internasional Nanchang Changbei di Provinsi Jiangxi.
C919 diharapkan menyelesaikan penerbangan verifikasinya pada bulan Februari, setelah itu akan menerima hasil validasi dan inspeksi akhir dari Administrasi Penerbangan Sipil China. Setelah disetujui pesawat akan terbang rute utama seperti Beijing, Shanghai, Xi’an, Kunming, Guangzhou, Chengdu, dan Shenzhen.
China Eastern Airlines telah melatih sembilan pilot dan dua puluh empat pramugari untuk menerbangkan C919. Perusahaan juga telah melatih tiga belas personel pemeliharaan termasuk insinyur penerbangan untuk bekerja di pesawat dalam negeri dan sedang dalam proses melatih personel gelombang kedua untuk hal yang sama.
China adalah negara terpadat dan pasar penerbangan terbesar kedua di dunia. Oleh karena itu, masuk akal bagi pemerintah untuk memanfaatkan keunggulan pasar penerbangan domestik dan bersaing dengan pemain internasional. Setelah beroperasi, C919 Jetliner akan menempatkan Beijing di peta penerbangan global dan membantu mengakhiri duopoli pabrikan pesawat internasional Boeing dan Airbus. (nano)
Tinggalkan Komentar