Sukoharjonews.com – Bau badan adalah masalah yang sering dianggap remeh, namun dapat memengaruhi rasa percaya diri seseorang. Bau badan disebabkan oleh kombinasi beberapa faktor, mulai dari bakteri pada kulit hingga pengaruh pola makan dan genetik seseorang.
Bakteri dan Keringat
Di kutip dari International Journal of Cosmetic Science, Minggu (1/12/2024), salah satu penyebab utama bau badan adalah aktivitas bakteri yang berkembang biak di kulit. Kulit kita mengeluarkan keringat sebagai respon tubuh terhadap panas atau stres. Keringat itu sendiri sebenarnya tidak berbau, tetapi ketika bertemu dengan bakteri yang ada di permukaan kulit, bakteri tersebut mengurai keringat menjadi asam, yang menghasilkan bau tidak sedap. Sebagian besar bakteri penyebab bau badan adalah Corynebacterium dan Staphylococcus, yang berkembang biak dengan cepat di daerah tubuh yang lembap, seperti ketiak.
Peran Hormon
Selain bakteri, hormon juga memegang peranan penting dalam mempengaruhi bau badan. Perubahan hormon yang terjadi selama masa pubertas, menstruasi, atau kehamilan dapat meningkatkan produksi keringat. Ini terutama terjadi pada kelenjar keringat apokrin, yang lebih aktif pada saat-saat tersebut. Hormon testosteron pada pria juga diketahui berhubungan dengan intensitas bau badan yang lebih kuat dibandingkan dengan wanita.
Pola Makan
Pola makan seseorang juga turut berperan dalam memengaruhi bau badan. Makanan tertentu, seperti bawang putih, bawang merah, dan rempah-rempah, dapat mempengaruhi aroma tubuh. Zat-zat yang terkandung dalam makanan ini dapat terurai dalam tubuh dan dikeluarkan melalui keringat, menyebabkan perubahan bau badan yang khas. Begitu juga dengan konsumsi alkohol dan makanan yang mengandung banyak lemak, yang dapat memperburuk masalah bau badan.
Genetika dan Penyakit Tertentu
Beberapa orang mungkin lebih rentan mengalami bau badan karena faktor genetik. Misalnya, ada kondisi yang dikenal sebagai Trimethylaminuria (TMAU) atau sindrom bau ikan, di mana tubuh seseorang tidak dapat memecah trimetilamina, senyawa yang tercium seperti bau ikan busuk. Selain itu, kondisi medis tertentu, seperti diabetes, penyakit hati, atau gangguan tiroid, juga dapat menyebabkan bau badan yang berbeda dari biasanya.
Cara Mengatasi Bau Badan
Untuk mengurangi bau badan, peneliti merekomendasikan penggunaan deodoran dan antiperspirant yang dapat mengurangi produksi keringat dan membunuh bakteri penyebab bau. Menjaga kebersihan tubuh dengan mandi secara teratur juga penting, selain memperhatikan pola makan yang sehat. Jika bau badan berlanjut meski sudah mencoba perawatan rumah, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter guna memeriksa kemungkinan adanya kondisi medis yang mendasarinya.(mg-01/nano)
Tinggalkan Komentar