PPDB Online SMPN Selesai, Sekolah Pinggiran Masih Kekurangan Siswa

Suasana PPDB tingkat SMP di Kabupaten Sukoharjo..

Sukoharjonews.com (Sukoharjo) – Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) online tingkat SMP sudah ditutup per 28 Juni lalu. Namun, sejumlah SMP di wilayah pinggiran diketahui masih mengalami kekurangan siswa. Untuk itu, sekolah yang masih kekurangan siswa bisa membuka PPDB kembali secara offline hingga kuota terpenuhi.



“Hingga PPDB online SMP ditutup, ternyata masih terdapat sejumlah sekolah di wilayah pinggiran yang kekurangan siswa sehingga sekolah yang bersangkutan bisa membuka pendaftaran siswa kembali secara offline,” jelas Kepala Bidang Pendidikan Menengah (Kabid Dikmen) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Sukoharjo Dwi Atmojo Heri, Senin (2/7).

Dikatakan Heri, saat ini Disdikbud masih melakukan pantauan dan rekap sekolah mana saja yang kekurangan siswa. Yang jelas, sekolah tersebut berada di wilayah pinggiran. Sekolah yang masih kekurangan siswa antara lain SMPN 4 Nguter, SMPN 3 Nguter, SMPN 3 Bulu, SMPN 3 Weru, SMPN 2 Bendosari, SMPN 3 Bendosari, dan SMPN 2 Polokarto. Jumlah kekurangan siswa di tiap sekolah bervariasi dan tengah didata oleh dinas.

Ketika diketahui sekolah masih kekurangan siswa, ujarnya, sekolah bersangkutan langsung melakukan pembukaan pendaftaran kembali mulai Senin (2/7) ini. Pembukaan pendaftaran dilakukan hingga kuota sekolah terpenuhi. Dia mencontohkan, misal dalam satu sekolah kekurangan 10 siswa. PPDB gelombang dua dibuka sampai kuota 10 siswa tersebut terpenuhi. ”Waktunya tergantung masing-masing sekolah untuk yang tahap dua ini,” ujar Heri.

Disinggung tentang sistem zonasi yang digunakan, Heri mengaku banyak keluhan yang masuk dari orang tua murid.
Namun, masalah tersebut sudah bisa dijelaskan pada orang tua siswa. Rata-rata keluhan orang tua adalah salah paham dengan artian zonasi. Kebanyakan orang tua menganggap zonasi seperti rangking. Jadi sekolah yang berada di zona satu dianggap yang terbaik.

“Zonasi digunakan untuk menandai wilayah dan untuk pemerataan sekolah. Wajar banyak yang protes karena baru diterapkan tahun ini,” pungkasnya. (erlano putra)



How useful was this post?

Click on a star to rate it!

Average rating 0 / 5. Vote count: 0

No votes so far! Be the first to rate this post.

Facebook Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *