Sukoharjonews.com (Jakarta) – PT Hutama Karya (Persero) siap menghadapi libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru) dengan pelayanan optimal di seluruh ruas tol. Percepatan pemeliharaan jalan ditargetkan selesai 10 hari sebelum libur Natal serta strategi khusus disiapkan untuk mengantisipasi kecelakaan akibat lonjakan kendaraan.
Langkah ini sejalan dengan instruksi Wakil Menteri Pekerjaan Umum (PU), Diana Kusumastuti agar seluruh jenis perbaikan di jalan tol segera rampung.
“Seluruh pekerjaan perbaikan juga harus bisa diselesaikan pada 15 Desember atau H-10 Nataru agar tidak mengganggu perjalanan masyarakat,” ujar Diana, mengutip Kompas.com (12/11).
Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Adjib Al Hakim mengatakan bahwa dari seluruh ruas yang dikelola, saat ini hanya ada satu ruas tol yang sedang dalam pemeliharaan yakni di ruas Tol Terbanggi Besar–Pematang Panggang–Kayu Agung (Tol Terpeka).
“Walau hanya satu ruas, namun jalan tol ini merupakan backbone utama yang akan dilintasi pengguna jalan menuju Lampung, Palembang hingga Jambi. Ini juga merupakan ruas terpanjang di Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS),” ujar Adjib.
Lebih lanjut Adjib menjelaskan bahwa pemeliharaan dilakukan menggunakan metode pelapisan ulang atau scraping, filling, overlay (SFO) dan rekonstruksi perkerasan rigid. Saat ini, SFO dilakukan di 6 titik strategis yakni KM 174+900 hingga KM 174+971 A, 255+275 hingga 255+294 A, KM 279+720 hingga KM 279+754 A, KM 300+235 A hingga 300+270 A, 311+571 hingga 311+521 B, 252+788 hingga 252+998 B.
Sementara itu, titik pemeliharaan rekonstruksi perkerasan rigid dilakukan pada 9 titik yakni di KM 146+065 hingga KM 146+074 A, KM 149+895 hingga KM 149+917 A, KM 224+600 hingga 224+605 B, KM 265+440 hingga KM 265+434 B.
Kemudian juga KM 273+390 hingga KM 273+405 A, KM 274+700 hingga KM 274+710 A, KM278+030 hingga KM 278+035 A, KM 280+750 hingga 280+752 A, 288+550 hingga KM 288+555 A.
“Hingga saat ini progress pemeliharaan sudah mencapai 50% untuk rekonstruksi perkerasan rigid dan 50% untuk pemeliharaan SFO, Seluruh pemeliharaan kami targetkan rampung sebelum 15 Desember 2024, ” imbuh Adjib.
Metode SFO digunakan untuk memperbaiki perkerasan fleksibel yang mengalami kerusakan alur dan lubang, agar kondisinya tetap baik lebih lama. Sementara itu, metode rekonstruksi rigid diterapkan pada perkerasan kaku yang retak atau mengalami deformasi, dengan tujuan mengembalikan kondisi seperti semula.
“Dengan metode tersebut, maka kualitas Tol Terpeka akan menjadi lebih baik sehingga memitigasi terjadinya pemeliharaan berulang dalam jangka panjang.
“Selain itu, diharapkan dapat juga mengurangi kemungkinan terjadinya kecelakaan, serta memberikan rasa aman dan nyaman pengguna jalan selama periode Nataru ini,” tambah Adjib.
Hutama Karya tidak hanya fokus pada pemeliharaan mainroad, tetapi juga memastikan fasilitas rest area, seperti toilet, ruang menyusui, mushola, dan tempat makan, tetap bersih dan nyaman.
Dari sisi operasional, perusahaan menggelar berbagai langkah pencegahan kecelakaan selama libur Nataru, termasuk Operasi Microsleep di titik rawan, pembagian snack dan kopi gratis untuk mencegah kelelahan, serta Operasi Over Dimension Overload (ODOL) di gerbang tol utama.
Pos pengamanan dan kesehatan juga diperbanyak, bekerja sama dengan pihak terkait, didukung oleh pemasangan rambu dan Variable Message Sign (VMS) di area rawan untuk meningkatkan kewaspadaan pengemudi.
“Dengan sejumlah strategi tersebut, harapannya kami dapat menekan angka kecelakaan selama libur Nataru dapat ditekan seminimal mungkin hingga zero fatality,” terang Adjib. (nano)
Tinggalkan Komentar