Sukoharjonews.com – Keberadaan pedagang oprokan pagi hari di depan Pasar Ir Soekarno Sukoharjo dikeluhkan. Untuk itu, Dinas Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Disdagkop dan UKM) Sukoharjo berniat melakukan penataan. Penataan pedaganf oprokan sekaligus untuk memanfaatkan kios maupun los yang masih kosong.
Terkait rencana penataan tersebut, seluruh pedagang Pasar Ir Soekarno diundang untuk mendapatkan sosialisasi, Rabu (15/11). Kepala Disdagkop dan UKM Sukoharjo Sutarmo menyampaikan, setidaknya ada lima hal dibahas pada kesempatan tersebut. Namun, pada intinya akan dilakukan penataan Pasar Ir Soekarno.
“Pedagang oprokan yang berjualan di luar pasar di sepanjang Jalan Jenderal Sudirman diminta untuk masuk ke dalam areal pasar seperti di halaman atau di sekitar terminal angkutan,” jelasnya.
Selain itu, juga terkait masalah pendataan pedagang oprokan yang berjualan di luar pasar. Ke depan, semua pedagang akan dimintai identitasnya sebagai bagian dari pendataan oleh dinas. Sebab, kemungkinan para pedagang oprokan berasal dari luar daerah. Khusus untuk pedagang dari luar daerah, biasanya berjualan pada dinihari sekitar pukul 02.00 WIB atau 03.00 WIB. Pedagang berjualan hingga sekitar pukul 07.00 WIB.
Lurah Pasar Ir Soekarno Tri Sukrisno menambahkan, permasalahan lainnya yang disosialisasikan oleh dinas yakni berkaitan dengan keberadaan kios dan los kosong di Pasar Ir Soekarno Sukoharjo. Sebab, sampai ini masih banyak terdapat kios dan los yang kosong. Status kios dan los tersebut pada dasarnya sudah ada pengguna atau penyewanya, namun pedagang tidak menggunakannya dan tetap membiarkan kosong.
Kosongnya kios dan los membuat dinas kelabakan karena target retribusi sulit dicapai. “Kalau dibiarkan kosong jelas tidak boleh, pedagang sebagai pengguna atau penyewa harus menempati untuk berdagang. Itu catatannya dan harus dipahami pedagang,” ujarnya.
Menurutnya, pada kesempatan tersebut juga disampaikan keluhan dari pedagang kepada dinas berkaitan dengan keberadaan sampah. Pedagang meminta agar dilakukan pengangkutan sampah setiap hari agar tidak menimbulkan bau busuk menyengat. Tumpukan sampah menyebabkan aktivitas berdagang menjadi terganggu. “Soal sampah sudah dicarikan solusi agar dilakukan pengangkutan setiap hari dengan berkoordinasi melibatkan dinas terkait,” tambahnya. (erlano putra)
Tinggalkan Komentar