Pasar Pagi Ir Soekarno, Pasar Adaptasi Ditengah Pandemi Virus Corona

Pasar Pagi Ir Soekarno Sukoharjo.

Sukoharjonews.com (Sukoharjo) – Ada pemandangan yang berbeda di Jalan Jenderal Sudirman, tepatnya di depan Pasar Ir Soekarno Sukoharjo. Pemandatangan berbeda ini terjadi sejak 11 Juni 2020 lalu dimana akses jalan dilakukan penutupan mulai pukul 24.00 WIB, baik dari arah selatan maupun yang dari arah utara. Sejak tanggal itu, penutupan akses jalan dilakukan rutin setiap malam hari. Awalnya, pengguna jalan dan masyarakat bertanya-tanya, ada apa ini kok jalan ditutup setiap hari?


Penutupan jalan itu akhirnya menjadi menjadi kebiasaan dan masyarakat sudah paham dan mengerti. Ternyata, Jalan Ir Soekarno digunakan untuk Pasar Pagi Ir Soekarno. Pasar pagi ini dirintis oleh Dinas Perdagagan Koperasi dan UKM dalam rangka adaptasi, kompromi, dan berdamai dengan virus corona. Pasalnya, tidak diketahui sampai kapan pandemi akan berakhir.

Pedagang pasar pagi ini merupakan pedagang yang selama ini berjualan secara oprokan di luar pasar setiap dini hari hingga pagi hari. Tentunya, aktivitas pedagang tersebut dikhawatirkan menjadi penyebaran virus karena tidak ada penerapan protokol kesehatan terkait pencegahan penyebaran virus. Kerumunan juga terjadi dan tidak ada pembatasan jarak antar pedagang yang satu dengan yang lainnya.

Dalam rangka mencegah penyebaran virus dan menghadapi tatanan kehidupan baru di masa pandemi, Dinas Perdagangan Koperasi dan UKM lantas merintis Pasar Pagi Ir Soekarno. Pasar pagi tersebut mulai beroperasi pukul 24.00 WIB hingga pukul 06.30 WIB. Selama pasar beroperasi, akses jalan ditutup dan hanya masyarakat yang berkepentingan ke pasar saja yang boleh melintas.

Persiapan pun dilakukan dengan membuat petak-petak yang akan ditempati pedagang di Jalan Jenderal Sudirman. Petak dibuat dengan cat dan antar satu petak dengan petak lainnya diberi jarak untuk menghindari penyebaran virus. Selain itu, pedagang dan pembeli pun diwajibkan mengenakan masker. Pasar Pagi Ir Soekarno pun sudah resmi beroperasi selama satu bulan.

Dari pantauan di lokasi, pasar pagi tersebut justru terlihat hidup dan semakin ramai sehingga roda perekonomian terus berputar. Pasar pagi justru menjagi potensi baru di bidang ekonomi masyarakat khususnya pedagang Pasar Ir Soekarno. Pada pukul tersebut, masyarakat yang datang berbelanja rata-rata merupakan pedagang sayur keliling meski banyak juga masyarakat lainnya.

“Justru lebih enak karena ada di jalan. Tidak perlu masuk pasar,” ujar Sumiyati, warga Jombor saat berbelanja di pasar pagi.

Pasar Pagi Ir Soekarno Sukoharjo.

Dia mengaku meski dini hari banyak masyarakat khususnya pedagang sayur keliling yang datang ke pasar. Menurutnya, pedagang yang ada bisa dikatakan lengkap karena tidak hanya sayur-sayuran saja, tapi semua kebutuhan ada di pasar pagi tersebut. Sumiyati berharap keberadaan pasar pagi tersebut nantinya tetap dilanjutkan meski pandemi virus corona sudah berakhir.

Sementara itu Kepala Dinas Perdagangan Koperasi dan UKM (Disdagkop dan UKM) Sukoharjo, Sutarmo mengatakan, gagasan pasar pagi tersebut datang karena aktivitas pedagang pasar pada malam hari. Selama ini, ujar Sutarmo, aktivitas berdagang tersebut dipinggir jalan dan banyak yang menempati bahu jalan. Menurutnya, ada sekitar 130 orang pedagang yang berjualan di pasar pagi tersebut.

“Dengan diberi tempat di Jalan Jenderal Sudirman dan diberi jarak, kerumunan massa bisa dicegah sehingga meminimalisir penyebaran virus corona,” ujar Sutarmo.

Terkait keberlangsungan pasar pagi setelah pandemi sendiri, Sutarmo mengaku nantinya akan dievaluasi dari berbagai aspek. Yang jelas, Pasar Pagi Ir Soekarno sebagai wujud pasar adaptasi dan berdamai dengan virus corona selama satu bulan beroperasi berjalan lancar. (nano sumarno)

Erlano Putra:
Tinggalkan Komentar