Sukoharjonews.com (Sukoharjo) – Datangnya musim kemarau membuat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mewaspadai ancaman kekeringan di wilayah Sukoharjo selatan. Pasalnya, berdasarkan pengalaman selama ini, setiap musim kemarau datang, kekeringan selalu menjadi langganan di wilayah selatan. Seperti Kecamatan Weru, Bulu, dan juga Tawangsari. Bahkan, saat ini permintaan dropping air bersih mulai masuk ke BPBD.
“Saat ini sudah ada warga di Dukuh Plumbon, Desa Alasombo, Weru yang mengajukan permohonan dropping air bersih. Padahal bisa dikatakan saat ini baru mulai kemarau,” jelas Ketua Pelaksana BPBD Sukoharjo Sri Maryanto, Senin (17/6).
Dikatakan Maryanto, jumlah kepala keluarga (KK) di Dukuh Plumbon yang mulai terdampak kekeringan sebanyak 79 KK. Nantinya, dropping akan akan dilakukan untuk mengatasi kesulitan air bersih yang dialami warga. Diperkirakan, permohonan pengiriman air bersih akan semakin banyak puncak musim kemarau diperkirakan masih di bulan Agustus mendatang.
Menurutnya, sesuai informasi dari BMKG akhir musim hujan dan awal kemarau terjadi pada awal Mei. Memasuki Juni ini, beberapa wilayah sudah mulai terkena dampak kekeringan. Meliputi Kecamatan Tawangsari, Weru dan Bulu. Saat ini, untuk Kecamatan Bulu kebutuhan air warga masih bisa terpenuhi dari keberadaan sumber mata air atau sendang dan Pamsimas. Sedangkan warga di Kecamatan Tawangsari dan Weru sudah meminta pengiriman air bersih.
“Kami memperkirakan jumlah warga terdampak kekeringan yang kekurangan air bersih tahun 2019 ini jumlahnya tidak jauh beda dengan tahun 2018 lalu. Prinsipnya BPBD menjamin kebutuhan air bersih warga terdampak kekeringan,” ujarnya.
Maryanto menambahkan, sepanjang ada pengajuan permohonan dari warga terdampak kekeringan, BPBD akan memprosesnya agar bisa dikirim air bersih. Pasalnya, pengiriman air bersih sendiri dilakukan oleh instansi lain, yakni PDAM Sukoharjo. (erlano putra)
Facebook Comments