Muda Mudi Walang Berdaya, Membuka Usaha Bersama Sekaligus Memberdayakan Masyarakat Sekitar

Muda Mudi Dukuh Walang, Jombor, Bendosari membuka usaha bersama wedangan sekaligus memberdayakan warga sekitar.

Sukoharjonews.com (Bendosari) – Kondisi perekonomian masyarakat mengalami kelesuan karena pandemi virus corona. Tidak mau berdiam diri dan menyerah atas kondisi yang ada, pemuda pemudi Dukuh Walang RT 2/2, Kelurahan Jombor, Bendosari memutuskan untuk bergerak maju berinisiatif membuka usaha bersama, yakni “Wedangan Pambudi” (Pemuda Pemudi Budaya Mandiri). Wedangan tersebut dikelola bersama-sama oleh pemuda pemudi dengan memberdayakan masyarakat sekitar.



“Usaha bersama dengan membuka wedangan ini dilatarbelakangi situasi pandemi corona sehingga aktivitas terbatas. Daripada banyak menganggur di rumah lantas muncul ide untuk membuka usaha bersama,” jelas Ketua Pemuda Pemudi Walang RT 2/2, Muhammad Faizal Yahya, 20, Rabu (10/3/2021).

Selama pandemi ini, ujar Faisal, muda mudi di RT banyak memiliki waktu luang, baik yang masih sekolah maupun yang sudah kuliah. Daripada hanya digunakan untuk nongkrong yang tidak ada artinya, kemudian muncullah ide untuk membuka usaha wedangan tersebut. Wedangan tersebut dikelola bersama-sama secara bergantian.

Untuk makanan yang kami jual, ujar Faisal, didapat dari titipan warga sekitar sehingga usaha tersebut sekaligus untuk memberdayakan warga. Usaha wedangan sendiri mulai beroperasi pada 20 Februari lalu dan mendapat respon positif dari masyarakat. Hal itu terbukti wedangan tidak pernah sepi pembeli.

Faisal mengaku, saat awal mulai membuka usaha, muda mudi memanfaatkan sebuh gerobak milik warga yang tidak digunakan. Setelah itu, sebagai modal awal menggunakan kas pemuda sebesar Rp2 juta untuk membeli sarana prasarana. Wedangan sendiri mulai buka pukul 08.00 WIB hingga pukul 22.00 WIB.

“Dengan adanya usaha bersama ini, kas pemuda akan terus bertambah karena penghasilan kami sisihkan untuk kas,” ujarnya.

Wedangan Pambudi di Dukuh Walang, Jombor, Bendosari.

Faisal mengaku setiap hari menyisipkan Rp20 ribu dimana Rp5 ribu “nyicil” pengembalian uang kas yang digunakan sebagai modal awal, Rp5 ribu untuk tabungan, dan Rp10 ribu untuk juru masak warga sekitar. Setiap harinya ada dua pemuda pemudi yang membantu wedangan secara bergantian, baik siang atau malam hari.

“Ada satu orang “fulltimer” yang mengelola secara umum, sedangkan pemuda pemudi hanya membantu dan menyiapkan bahan-bahannya,” ujarnya.

Setiap hari, lanjut Faisal, wedangan tersebut menempati halaman rumah warga dimana rumah tersebut juga merupakan Posko Emergency Relawan Joko Tingkir. Karena ada di posko relawan, Wedangan Pambudi juga sering melakukan aksi sosial dimana pernah memasak 400 nasi bungkus untuk dibagikan pada korban bencana alam banjir di Grogol beberapa waktu lalu.

Aksi pemuda pemudi tersebut mendapat dukungan warga sekitar. Seperti diungkapkan sesepuh Dukuh Walang, Sujianto yang mengakui jika wedangan muda mudi tersebut sangat positif. Selain belajar mandiri dengan membuat usaha sendiri, kegiatannya juga bermanfaat bagi warga sekitar. Pasalnya, warga sekitar bisa menitipkan makanan untuk dijual di hik tersebut.

“Sangat mendukung sekali. Daripada hanya nongkrong tak karuan juntrungannya, mending begini karena jelas ada hasil dan manfaatnya,” ujarnya.

Sujianto mengaku, selama masa pandemi corona ini muda mudi banyak waktu luangnya karena kampus maupun sekolah masih menggunakan sistem online dalam pembelajaran. Nah, waktu luang itulah digunakan untuk kegiatan positif dengan membuka usaha bersama. Yang penting, ujar Sujianto, karena merupakan usaha bersama, pengelolaan keuangannya harus transparan.

“Harus transparan karena melibatkan banyak orang. Pendapatan setiap hari berapa, penggunaannya untuk apa saja dan lainnya,” pesan Sujianto. (erlano putra)


How useful was this post?

Click on a star to rate it!

Average rating 3.7 / 5. Vote count: 3

No votes so far! Be the first to rate this post.

Facebook Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *