“Mie Ayam Pak Saimo” Sukoharjo, Eksis 30 Tahun Lebih, Rasanya Bikin Kangen

Mie Ayam Pak Saimo Sukoharjo.

Sukoharjonews.com – Bagi warga Sukoharjo khususnya wilayah perkotaan pasti sudah tidak asing dengan kuliner mie ayam ini. Namanya, “Mie Ayam Pak Saimo”. Lokasinya saat ini ada di Jalan Dr Sutomo, Kelurahan Gayam, Kecamatan Sukoharjo.


Bagi yang masih bingung lokasinya, Mie Ayam Saimo ini juga bisa didapati di “Google Maps” sehingga mudah untuk ditemukan. Awal, Saimo berjualan mie ayam di samping Rumah Dinas Wakil Bupati. Namun, saat ini pindah lokasi masuk ke dalam perumahan.

Meski pindah lokasi dan tidak berada di pinggu jalan besar, pembeli pun tetap mencari dan setia dengan Mie Ayam Saimo ini. Pelanggan mie ayam ini tidak hanya warga Sukoharjo saja karema banyak juga dari daerah lain seperti Wonogiri dan Solo.

Bahkan, saking ramainya, terkadang pengunjung harus rela antre untuk sekadar mendapat tempat duduk. Mie Ayam Saimo sendiri memiliki ciri khas mie ayam dengan rasa yang manis seperti mie ayam yang ada di Wonogiri.


Saat ini, Saimo pun tidak lagi berjualan dengan istrinya saja karena sang anak, Edy Eksanto juga meneruskan usahanya tersebut. Edy mengaku sebelum mie ayam bapaknya terkenal sempat berjualan keliling di daerah tertentu. Seiring berjalannya waktu dan mie ayamnya mulai dikenal, Saimo kemudian menetap disamping selatan Rumah Dinas Wakil Bupati Sukoharjo sebelum akhirnya pindah ke perumahan.

“Menempati lokasi baru di perumahan ini kurang lebih 3 tahun hingga sekarang,” ujar Edy.

Edy mengatankan, saat ini harga mie ayam satu porsi Rp9.000 dengan pilihan toping seperti kepala ayam, ceker ayam, ati ampela, dan sayap ayam. Untuk cekernya sendiri dibandrol Rp1.500/potong kemudian toping yang lain diharga Rp6.000 per potong.


“Kalau sehari bisa lebih dari 300 porsi, kalau pas liburan bisa lebih banyak lagi,” kata Edy.

Disinggung untuk pilihan ayamnya, Edy mengaku bapaknya memiliki kriteria tersendiri, yakni ayam yang memiliki bobot lebih dari 2 kilogram (kg) agar saat dicincang ayam tersebut tidak mudah hancur.

Selama ini, ayam dibeli dari peternak langsung. Selain itu, Edy mengaku yang membedakan dengan mie ayam yang lain, tekstur mienya yang lembut dan kenyal. Edy juga berkata merintis usaha mie ayam ini tidaklah mudah, banyak halangan dan cobaan apalagi pada saat pandemi Covid 19 tahun 2020 lalu dimana omzet turun drastis. (abid-mg5/nano)


How useful was this post?

Click on a star to rate it!

Average rating 5 / 5. Vote count: 1

No votes so far! Be the first to rate this post.

Facebook Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *