Sukoharjonews.com (Sukoharjo) – Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) mengalami penurunan drastis sejak 2016 lalu. Meski begitu, warga tetap diminta untuk waspada dan tidak lengah agar kasus DBD tidak naik kembali. Saat ini, hingga September ini baru ada 25 kasus DBD yang terdata Dinas Kesehatan Sukoharjo. Dari jumlah tersebut tidak ada kasus yang menjadikan korban meninggal dunia.
Kabid Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Sukoharjo Bejo Raharjo mengatakan, kasus DBD turun drastis dari tahun ke tahun. Tercatat, panderita DBD tahun 2016 ada 526 penderita dan 13 orang diantaranya meninggal dunia. Untuk tahun 2017 diketahui ada 115 orang terkena DBD dan dua korban meninggal dunia.
“Kasus DBD di Sukoharjo trennya menurun. Meski begitu, masyarakat tidak boleh lengah dan harus tetap waspada,” ujar Bejo, Senin (3/9).
Dikatakan Bejo, 25 penderita DBD di tahun 2018 ini berasal dari Kecamatan Tawangsari, Sukoharjo, Nguter, Bendosari, Polokarto, Mojolaban, Grogol, Baki dan Kartasura. Dari jumlah kecamatan tersebut, paling banyak penderita berasal dari Kecamatan Sukoharjo yang mencapai enam kasus. Kemudian Mojolaban lima penderita, Kartasura empat penderita dan lainnya 1-2 penderita.
Dia mengatakan, dinas dalam setiap kesempatan selalu mengingatkan masyarakat untuk waspada dengan DBD dan mengintensifkan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di dalam dan diluar rumah. Anggota keluarga juga harus bertindak sebagai pemantau jentik. Apalagi bila mendekati musim hujan nanti sangat penting untuk dilakukan PSN.
“Tahun 2018 lalu ada sebanyak 41 desa di Sukoharjo yang masuk wilayah endemis. 41 Desa tersebut tersebar di Kecamatan Tawangsari, Sukoharjo, Bendosari, Polokarto, Mojolaban, Grogol, Baki, Gatak, dan Kartasura,” ujarnya. (erlano putra)
Tinggalkan Komentar