Mentan Bermimpi Petani Hanya Duduk Dibawah Pohon, Semua Pekerjaan Dilakukan Mesin

Mentan Andi Amran Sulaiman dan Bupati Sukoharjo Wardoyo Wijaya menyaksikan demonstrasi drone penabur benih di Desa Dalangan, Tawangsari,, Senin (30/9).

Sukoharjonews.com (Tawangsari) – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman berkunjung ke Klaster “Modern Farming” oleh Gapoktan Tani Mandiri di Desa Dalangan, Tawangsari, Sukoharjo, Senin (30/9). Mentan melihat secara langsung demonstrasi penggunaan alat mesin pertanian (alsintan) modern. Ada beberapa alsintan yang didemonstrasikan di lahan “Modern Farming” Gapoktan Tani Mandiri tersebut. Salah satu yang menarik perhatian adalah “drone” penabur benih dan pupuk.


Dalam kesempatan itu, sejumlah alsintan yang didemonstrasikan selain “drone” penabur benih dan pupuk adalah traktor rawa, robot tanam padi, mesin panen padi dan olah terintegrasi, serta drone penyemprot pupuk cair dan pestisida. Mentan mendatangi satu persatu demontrasi yang dilakukan didampingi Bupati Sukoharjo Wardoyo Wijaya.

“Mimpi kita, petani di Indonesia itu hanya duduk dibawah pohon, pegang remote dan semua pekerjaan diawah dikerjakan oleh mesin pertanian,” ujarnya.

Dikatakan Mentan, saat ini produksi gabah dan beras di 2019 sangat melimpah. Hal itu terlihat dari penuhnya gudang Bulog sehingga harus sewa gudang lainnya. Bulog sejumlah daerah yang sudah menyewa gudang baru antara lain di Jawa Tengah, Jawa Barat, Kalimantan Timur, Lampung, NTT, Sumatera Selatan, dan juga Sulawesi Selatan.

Untuk menjaga stok pangan nasional, salah satu upaya yang dilakukan pemerintah adalah transformasi pertanian modern. Dengan pertanian modern sangat membantu petani kaitannya dengan efisiensi waktu yang dibutuhkan untuk mengolah lahan hingga proses panen. Dengan alsintan modern, waktu yang dibutuhkan hanya 4 hingga 5 jam, memangkas waktu 80% hingga 90% dari biasanya. “Saat inipun Indonesia sudah melakukan ekspor 9 juta ton beras. Sudah tidak impor lagi,” jelasnya.


Mentan juga mengatakan, sejak 2015 lalu hingga 2019 ini, sekitar 400 ribu unit alsintan sudah diberikan oleh pemerintah pada petani di seluruh Indonesia. Nilai alsintan tersebut sudah mencapai Rp1,9 triliun. Ke depan, pertanian modern akan ditingkatkan dengan melibatkan petani milenial. Menurutnya, penggunaan alsintan modern adalah jawaban atas tantangan di era Industri 4.0 saat ini.

“Apa yang dilihat di Gapoktan di Sukoharjo ini menjadi bukti. Saat ini musim kemarau, tapi petani tetap bisa menanam padi karena menggunakan sistem pompanisasi,” ujarnya.

Sedangkan Bupati Sukoharjo Wardoyo Wijaya menyampaikan, membangun pertanian sangat penting terlebih di era Industri 4.0. Revolusi industri ditandai dengan penggunaan mesin-mesin otomatis yang terintegrasi dengan jaringan internet. Sektor pertanian juga perlu beradaptasi dengan teknologi 4.0 untuk menjawab tantangan ke depan.

“Gegap gempita pertanian 4.0 harus diiringi oleh kesiapan SDM dan perubahan paradigma berfikir untuk terus maju membangun sektor pertanian sebagai penggerak perekonomian rakya dan tulang punggung ekonomi masyarakat Indonesia,” ujarnya. (erlano putra)


Nano Sumarno:
Tinggalkan Komentar