Mengunjungi Desa Wisata Rotan Trangsan Sukoharjo, Membangun Potensi Ekonomi Lokal Melalui Kerajinan Rotan

Desa Wisata Rotan Desa Trangsan, Kecamatan Gatak, Kabupaten Sukoharjo.

Sukoharjonews.com – Desa Trangsan, Kecamatan Gatak, Kabupaten Sukoharjo telah dikenal luas sebagai sentra kerajinan rotan. Sejak resmi menjadi desa wisata pada tahun 2017, desa ini semakin berkembang dengan tujuan untuk memajukan produk lokal dan meningkatkan pendapatan masyarakat.

Saat ini, mayoritas penduduk desa ini menggantungkan hidup dari kerajinan rotan, suatu tradisi yang telah ada turun-temurun sejak diperkenalkan oleh Mbah Demang, yang kemudian diteruskan oleh putranya hingga merambah ke seluruh desa.

Salah satu perajin rotan, Sumarno, mengaku bahan baku rotan yang digunakan berasal dari Kalimantan, dengan harga berkisar antara Rp4.500 hingga Rp9.000 per kilogram.

Selama ini, para perajin di Desa Trangsan menghasilkan berbagai macam produk berbahan dasar rotan, mulai dari mebel hingga kerajinan kecil seperti parcel rotan. “Dalam sehari mampu memproduksi 75-100 parcel rotan per hari, terutama untuk memenuhi pesanan pada momen-momen khusus seperti Idul Fitri dan Natal,” ungkapnya, Sabtu (19/10/2024).

Selain produksi rotan, Desa Trangsan juga sering mengadakan pelatihan pembuatan kerajinan rotan bagi para wisatawan yang berkunjung. Ini menjadi salah satu daya tarik utama desa wisata ini, di mana pengunjung bisa belajar langsung dari para perajin setempat.

Selain itu, setiap tahun diadakan acara “Grebeg Penjalin”, sebuah acara yang bertujuan untuk meningkatkan minat dan daya beli terhadap produk rotan lokal. Acara ini biasanya dimeriahkan dengan kiran gunungan rotan, bazar, dan lainnya untuk menambah daya tarik bagi wisatawan dan pembeli.

Sumarno mengaku, salah satu tantangan terbesar bagi perajin adalah sulitnya mendapatkan sumber daya manusia (SDM) lokal yang berminat melanjutkan usaha rotan ini. “Anak-anak di desa ini rata-rata tidak mau melanjutkan usaha rotan, mereka lebih memilih profesi lain,” jelasnya.

karena itulah sebagian besar tenaga kerja yang membantu produksi rotan di Trangsan justru berasal dari luar desa.

Meski demikian, dengan komitmen yang kuat dan dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah desa, Trangsan tetap optimis mempertahankan eksistensinya sebagai desa wisata rotan yang terus berkembang.

Dengan berbagai inovasi dan acara-acara tahunan seperti “Grebeg Penjalin,” diharapkan potensi ekonomi desa ini dapat terus meningkat seiring dengan bertambahnya minat wisatawan dan pembeli terhadap produk rotan. (mg-01/nano)

Nano Sumarno:
Tinggalkan Komentar