Sukoharjonews.com – Mengenal pelanggan adalah salah satu hal penting yang perlu diperhatikan agar bisnis berjalan sukses. Satu dari tiga konsumen ternyata lebih suka berbelanja dengan pertimbangan keberlanjutan, kendati hal itu membuat konsumen harus membayar lebih.
Dilansir dari Inc, Senin (20/3/2023), jika kamu sudah mantap dan ingin membuat bisnis ramah lingkungan, berikut tiga tips keberlanjutan untuk setiap pemilik bisnis di tahun 2023 yang bisa kamu tiru.
1. Memikirkan Kembali Material Kemasanyang mendalam
Pertama ada pengalaman dari Ericka Rodriguez, pendiri merek lipstik vegan, Axiology, pada tahun 2014 di New York City. Awalnya ia mengemas lipstik yang ia buat dalam aluminium yang dapat didaur ulang. Namun, Rodriguez berpikir kembali bahwa komponen plastik yang masih terdapat di dalamnya sering kali tidak dapat didaur ulang.
Ia dan tim kemudian mulai menguji cara membuat kemasan lebih ramah lingkungan, yaitu dengan memilih kertas yang dapat dikompos, dan kertas makanan yang bebas dari lilin dan lem untuk mengemas lipstiknya.
Meskipun butuh satu setengah tahun dan ribuan dolar untuk beralih, ternyata selain kemasan baru dapat membuat mereknya menjadi berbeda dari pesaing, ia juga membuat biaya produksi akhir jadi lebih rendah. Untuk setiap eceran lipstik andalannya turun dari 28 USD menjadi 24 USD.
2. Pertimbangkan Sumber yang Bertanggung Jawab
Dalam hal ini ada Nadya Okamoto dan Nick Jain yang mendirikan merek perawatan untuk menstruasi, August, pada tahun 2021. Dengan bahan utama kapas, tanaman yang dihasilkan melalui proses penggunaan pestisida, pupuk, dan bahan kimia yang mencemari air dan tanah, membuat para pendiri August berkomitmen sejak awal untuk hanya menggunakan kapas dan viscose organik yang dibudidayakan secara berkelanjutan.
Menggunakan kapas organik, berarti tanaman kapas yang digunakan menghasilkan lebih sedikit emisi gas rumah kaca dan lebih sedikit mencemari ekosistem sekitar. Nah, untuk harga rata-rata tampon biasa berkisar 10-11 USD, sedangkan tampon Agustus dihargai sekitar 14-15 USD.
Tetapi, perbedaan harga tersebut dianggap sepadan oleh pelanggan dan juga sepadan untuk bisnisnya.
3. Waspadai Greenwashing
Greenwashing adalah perbuatan yang berlebihan dan cenderung berbohong tentang apa yang dilakukan, menurut Tensie Whelan, direktur Pusat Bisnis Berkelanjutan di New York University. Bukan rahasia lagi bahwa beberapa perusahaan kerap melebih-lebihkan mengenai betapa ramah lingkungannya produk mereka.
Perusahaan seperti Tide, Coca-Cola, dan Banana Boat Sunscreen, menghadapi beragam pertanyaan dan bahkan tuntutan hukum yang menantang klaim terkait program keberlanjutan yang mereka koarkan. Jadi, melebih-lebihkan detail tentang program keberlanjutan yang dimiliki tentu berisiko merusak reputasi bisnis secara signifikan. (patrisia argi)
Tinggalkan Komentar