Belajar Dari Kabupaten Manggarai Tentang Program Simantri
Sukoharjonews.com (Manggarai) – Komosi 2 dan 3 DPRD Sukoharjo tengah melakukan kunjungan kerja (Kunker) ke Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Lokasi pertama yang dituju adalah DPRD Kabupaten Manggarai, Selasa (27/8). Meski memiliki kondisi geografis pegunungan, kabupaten ini memiliki pertanian yang menjadi percontohan Nasional. Kabupaten Manggarai mengembangkan Sistem Manajemen Pertanian Terintegrasi (Simantri) sehingga dinilai bisa diterapkan di Kabupaten Sukoharjo.
Kunker tersebut dipimpin oleh Ketua Komisi 3, Timbul Darmanto dan Ketua Komisi 3, Dahono Marlianto. Dalam kunker kali ini tidak disertai oleh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) sehingga hanya diikuti oleh anggota komisi. Kunker di Kabupaten Manggarai, NTT sendiri diterima Wakil Ketua DPRD, Paulus Peos dan Sekretaris DPRD, Hendrikus D Amal.
“Saya tertarik dengan program Simantri di Kabupaten Manggarai yang jadi percontohan Nasional. Program ini sangat cocok bagi Sukoharjo yang merupakan sentra penghasil padi di Jawa Tengah,” ujar anggota Komisi 3, Jaka Wuryanta.
Terkait masalah itu, Paulus Peos mengatakan, program tersebut digagas oleh Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT). Saat ini, Simantri menjadi andalan Kabupaten Manggarai untuk meningkatkan pendapatan petani. Simantri sendiri melibatkan sejumlah OPD seperti Dinas Pertanian, Dinas Peternakan, Dinas Perdagangan, dan juga Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (DPUPR)
Jadi, ujar Henderikus, setiap OPD memiliki tugas sesuai tupoksi masing-masing. Sebagai contoh Dinas Pertanian bertugas menyiapkan bibit, DPUPR menyediakan jaringan irigasi, dan lainnya. Saat ini, Simantri Kabupaten Manggarai menjadi percontohan nasional bersama tiga kabupaten lain di Indonesia. “Program Simantri ini dalam rangka meningkatkan pendapatan petani di Manggarai. Program sudah berjalan sejak tahun 2017,” ujarnya.
Sedangkan anggota Komisi 2, Sugeng Purwoko bertanya mengenai potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten manggarai yang memiliki kondisi geografis pegunungan. Pasalnya, kondisi tersebut sama dengan Sukoharjo wilayah selatan. Terkait hal itu, Wakil Ketua DPRD Manggarai, Hendrikus D Amal mengatakan, untuk Pendapatan Asli Daerah (PAD), selama ini produk utama yang dihasilkan adalah kopi, coklat, kemiri, dan juga cengkih.
“Selain itu kami juga mengembangkan sektor pariwisata selain menggenjot PAD dari sektor pajak,” ujarnya.
Hendrikus juga mengatakan, saat ini total angaran dalam APBD di Kabupaten manggarai sekitar Rp1,2 triliun dengan nilai PAD sebesar Rp98 miliar. Disisi lain, saat ini pihaknya tengah disibukkan dengan persiapan pelantikan anggota DPRD periode 2019-2024 yang akan dilaksanakan pada 2 September mendatang.
Sedangkan Ketua Komisi 2 DPRD Sukoharjo, Timbul Darmanto dan Ketua Komisi 3, Dahono Marlianto mengaku tujuan dari kunker tersebut adalah sharing informasi berbagai program yang ada. Baik di Sukoharjo sendiri maupun di Kabupaten Manggarai. Menurutnya, program yang ada manggarai yang bagus seperti Simantri patut dicontoh dan diterapkan di Sukoharjo.
“Tentunya informasi yang dibidangi oleh Komisi 2 dan 3. Yang bagus tentu bisa dicontoh seperti Program Simantri tersebut,” ujar politisi PDI Perjuangan (PDIP) tersebut.
Hal senada diungkapkan Dahono Marlianto. Menurutnya, Kunker tersebut selain sharing informasi sekaligus sebagai ajang silaturahmi dengan Kabupaten Manggarai sebagai bagian dari NKRI. Menurutnya, Kabupaten Manggarai yang mayoritas penduduknya beragama Katolik tapi sudah memiliki pandangan yang terbuka. Hal itu terbukti dari representasi anggota DPRD dimana perwakilan parpol Islam juga cukup banyak. Antara lain dari PAN, PKB, dan juga PKS.
“Hal itu menjadi bukti jika masyarakat Kabupaten Manggarai memiliki pandangan yang terbuka,” ujarnya. (sumarno)
Tinggalkan Komentar